Sabtu, 02 Februari 2019

Cerita Sex,Cerita Bokep,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pemerkosaan,Cerita Sex ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Bikin Sange.Cerita Tante Girang,Cerita Dewasa,Cerita Panas

Udara pagi ini terasa sejuk sekali, seakan menyambut baik datangnya hari Minggu ini. Secerah wajah tante Vony yg tengah bercengkrama dengan bunga bunga ditaman. Meskipun nampak angkuh, namun kecantikan wajahnya tak dapat disembunyikan.

Cerita Bikin Sange
Cerita Bikin Sange

Tante Sombong Minta Nambah Setelah ku Genjot

Cerita Bikin Sange - Aku baru saja selesai mandi dan berniat ngeteh diteras rumah sambil mnghirup udara pagi yg segar. Akan tetapi mataku melihat tante Vony tengah asyik menikmati keindahan bunga ditaman depan rumah. Dengan gaya ala petani bunga Cibodas, tante Vony nampak srius mmperhatikan tanaman itu. ” Pagi tan ” sapaku. ” Hmm… ” balasnya tanpa berpaling dari rumpunan bunga. ” Mau aku buatin minum nda tan!? ” tanyaku lagi setengah menawarkan jasa. ” Nda usah!! ” jawabnya juga seraya membelakangiku. Aku tak melihat tante Yuli ataupun Yanti pagi ini. ” Ach, pada lari pagi kali? ” fikirku dalam hati.

Aku kmbali mmperhatikan tante Vony yg mmblakangiku. Mulai dari betisnya yg putih mulus mskipun nampak kurus, pahanya yg lebih mulus dari betisnya, bokongnya meskipun trbalut clana pendek, namun trlihat jelas lekukannya. ” Coba dia bisa aku tiduri sperti tante Yuli ya? ” gumanku dalam hati. Belum habis lamunanku,tiba tiba kulihat tubuh tante Vony trhuyung lemah ingin trsungkur. Dengan cepat aku mloncat dan mmegangi tubuhnya yg nyaris trsungkur itu, mninggalkan sisa lamunan cabulku.

Kurangkul tubuhnya yg mulus dan trlihat lemas sekali. “Ga papa kan tan??” tanyaku penuh rasa khawatir, sraya mmapah tubuh tante Vony. “Kpalaku trasa pusing Hen” jawab tante Vony lemah. “Ya udah, istirahat aja didalam” saranku sambil terus memapahnya ke dalam rumah. “Akhirnya aku bisa mrangkulmu Von” ucapku dalam hati. Ada sjuta kebahagian dihatiku karna mampu mrangkul tubuh si angkuh trsebut.

Stelah brada didalam rumah, dengan perlahan kududukan tante Vony disofa ruang tamu. Dengan mnarik nafas tante Vony duduk dan brsandar pada sandaran sofa. Stelah itu aku melangkah mninggalkannya sendiri. Tak brapa lama aku kembali dngn sgelas air hangat dan mnghampiri tante Vony yg tengah brsandar disandaran sofa. “Minum dulu tan, biar enakan!” ujarku sambil mnyerahkan gelas brisi air hangat yg kubawa. Tante Vony pun mminum air hngt yg kuberikan. “Makasih ya Hen” ucapnya lemah sambil mletakan gelas dimeja yg ada didepannya.

“Kpalanya masih pusing ga tan!?” tanyaku. Tante Vony hanya mnganggukan kpalanya. “Mau dipijatin ga!?” tanyaku lagi. “E, em” jawab tante Vony prlahan seakan tengah mnahan sakit. Aku pun sgera memijat mulai dari kpalanya dngn prlahan lahan, kmudian dahinya yg dia bilang mrupakan pusat rasa sakitnya. “Wah, knapa tante Hen!?” tanya Yanti yg baru saja pulang. “Tadi si tante hampir jatuh, kpalanya pusing Yan!” jawabku. ” Trlalu capek kali!? ” ujar Yanti sambil mlangkah kedapur. “Dah aga mndingan Hen” jelas tante Vony dngn mata terpejam, menikmati pijatan pijatan jariku. Terasa hangat dahinya brsamaan dngn rasa hangat yg menjalari tubuhku. Harum aroma tubuh tante Vony trasa mnusuk kedua lobang hidungku. Mmbuat aku ingin lebih lama lagi memijat dan dekat dngnnya.

“Masuk angin kali tan, dahinya aga anget ne!? ” jelasku, brupaya memancing agar niatku tercapai. “Iya kali? “ujarnya pula, seakan mngerti akan arti ucapanku. Membuatku makin brani lebih jauh. “Mau dikerikin ga!?” tanyaku dngn penuh haraf kepadanya. “Memang kamu bisa!?” tante Vony balik brtanya. Membuat hatiku trasa brdebar tak karuan. “Ya bisa… ” jelasku dngn cepat, takut tante Vony brubah fikiran lagi. “Ya udah, tapi dikamar ya…, ga enak disini” pinta tante Vony. Mmbuat hatiku brdebar makin cepat. Dengan prlahanku papah dia mlangkah mnuju kamarnya. Akupun brusaha untuk menahan dan menenangkan hatiku. Yang mulai dirasuki niat dan fikiran kotorku.

Setelah brada didalam kamar, kusarankan agar dia istrahat diranjangnya. Tante Vony pun mrebahkan tubuhnya sraya brnafas panjang. Seolah olah ada beban berat yg dibawanya. Aku sgera brlalu mngambil obat gosok dan coin untuk mengerik tubuh tante Vony. Stelah kudapati smua yg kubutuhkan, aku kembali mnghampiri tante Vony yg tengah menanti. Dengan mmbranikan diri aku memintamya agar dia mlepaskan pakaian yg dipakainya. Dia pun prlahan melepaskan pakaian atau baju yg dipakainya. Shingga tante Vony kini hanya mngenakan bra yg brwarna pink dan clana pendek saja. Ada getaran hangat mnjalari sluruh tubuhku, saat menyaksikan tante Vony mmbuka bajunya. Hingga mmbangunkan kjantanan dan hawa nafsuku. Yang memang telah mngendap dibenakku sejak awal, ketika memprhatikan dia ditaman.

Dengan prasaan yg tak mnentu dan dibayangi nafsu dibenakku. Akupun mulai mngusapusap punggung mulus yg mmblakangiku, dngn hati hati sekali. “Tali branya dibuka aja ya tan??” pintaku pnuh haraf sambil trus mngusap dan mengerik punggung bagus dihadapanku. “Iya… ” jawabnya lirih. Menahan kerikan dipunggungnya, entah sakit atau geli aku tak tau. Yang pasti tanganku sgera melepaskan kait tali branya, sehingga mmbuat branya mlorot mnutupi sbagian payudaranya yg bulat dan berisi. Sperti payudara milik gadis kebanyakan. Stelah tiada lagi penghalang dipunggungnya, akupun membalurinya dngn minyak gosok. Dan jari jemarikupun menari mmbentuk garis dipunggung tante Vony.

Sambil sekali kali mataku melirik kearah payudaranya yg brusaha ditutupi dngn bra dan kedua tlapak tangannya. Tapi hal trsebut mmbuatku smakin terangsang didorong rasa pnasaran yg tramat. Smentara tante Vony hanya trdiam sraya mmejamkan matanya yg bulat dan indah. ” Pelan pelan ya Hen!? ” pintanya masih dngn mata yg trpejam. Tiba tiba pintu kamar prlahan terbuka, nampak Yanti tengah brdiri dimuka pintu. “Tan aku mo kerumah tman dulu ya!?” ujar Yanti brpamitan sraya matanya mlirik kearahku. “Iya Yan… ” balas tante Vony tanpa brpaling kearahnya. Kmudian scara prlahan Yanti mnutup pintu kembali dan brlalu pergi.

Jari tanganku mulai nakal trhadap tugasnya, jariku trkadang nyelinap dibawah ketiaknya brusaha meraih benda yg bulat dan padat brisi yg ditutupinya. Tapi tangan tante Vony terkadang brusaha mnghalanginya, dngn merapatkan pangkal lengannya. “Jari kamu nakal ya Hen!? ” ucap tante Vony stengah berbisik seraya mlirik ke arahku. Membuatku trsipu malu. “Habis ga kuat sich, tan…” jawabku jujur. Tapi tante Vony malah melepaskan branya shingga kini payudaranya nampak polos tanpa plindung lagi.

Baca Juga : Tante Sandra Ketagihan Bercinta Denganku

Dan langsung menjadi santapan kedua mataku tanpa brkedip. Langsung mmbuat hatiku brdebar debar mnyaksikan pemandangan trsebut. “Sekarang bisa kamu plototin pe puas dech!!” ujar tante Vony tak lagi mnutupit buah dadanya dngn kedua tlapak tangannya lagi. Jantungku trasa bgitu cepat brdetak dan mmbuat lemas sluruh prsendianku. Kontolku brlahan tapi pasti mulai brdiri tegak mngikuti dorongan hasratku.

“Memang dah selesai ngeriknya Hen!?” tegur tante Vony mngingatkanku. Mmbuat aku sgera mlanjutkan prkerjaanku yg trtunda sesaat. Hampir sluruh bagian belakang tubuh tante Vony telah kukerik dan brwarna merah brgaris garis. Hanya bagian bokongnya yg luput dari kerikanku karna trhalang dngn clana pendek serta CD yg dikenakannya. Tapi belahan bokongnya telah puas kuplototin.

Akhirnya pekerjaanku selesai juga. Kemudian dngn prlahan jari jariku memijati pundaknya. Tante Vony mnundukan kpalanya, sekali sekali trdengar suara dahak dari mulutnya. “Sudah Hen!” printahnya, agar aku mnyudahi pijatanku.

Dengan prasaan malas akupun mnghentikan pijatanku dan sgera mmbrsihkan sisa sisa minyak dikedua tlapak tngnku. ” Cuci tanganmu dulu biar bersih sana!!” pinta tante Vony skaligus printah. Akupun branjak pergi kekamar mandi yg memang ada didalam kamar trsebut. Stelah usai mncuci sluruh tanganku hingga bnar bnar bersih. Akupun kembali menghampiri tante Ivon yg tengah telentang diatas ranjang masih dngn keadaan sparuh bugil. Sperti saat aku tinggalkan kekamar mandi. Hingga payudaranya yg bulat dan brisi nampak mmbusung besar didadanya, dngn puting yg brwarna coklat susu. “Ayo Hen, kamu mau mainin ini kan!?”. “Aku juga mau kok!?” ucap tante Vony sambil mremas salah satu payudaranya hingga putingnya mnonjol kearahku. Akupun mndekat mnghampirinya dngn perasaan nafsu. Membuat kontolku kian brdiri dan mngeras kencang dibalik clanaku.

Akupun tak mnunggu lebih lama, sgeraku remasi payudaranya yg mnantang. Tante Vony brgelinjang saat tlapak tanganku mndarat dan meremas kedua payudaranya. ” Achh.., iya Hen trussss ” rintihnya prlahan. Jari jemariku kian liar mremasi sluruh daging bulat yg padat brisi. JariQ juga memainkan putingnya yg mulai mngeras. ” Iya,.., ayo diisep Hen.., aaaayooo “pinta tante Vony dngn nafas taj tratur. Akupun sgera mnjilati dan mengisapi puting payudaranya. “Aduhhh…, enaaaak, trusss….” desah tante Vony sraya mmegangi kpalaku. Aku smakin brnafsu dngn puting yg kenyal sperti urat dan mnggemaskan. Smentara tante Vony smakin mndesah tak karuan. Tangan kananku meluncur kearah slangkangan dibawah pusar, trus mnyusup masuk diantara clana dan CD tante Vony. Hingga jari jariku trasa mnyentuh rumput halus yg cukup lebat didalamnya. Tante Vony mmbuka pahanya tak kala jari tlunjukku brusaha masuk kedalam lobang yg ada ditengah bulu bulu halus miliknya. “Aowww…” jerit kecil tante Vony saat tlunjukku brhasil memasuki lobang memeknya. Dia pun mnggeliatkan tubuhnya penuh gairah nafsu. Smentara kontolku smakin mngeras hendak kluar dari bahan yg mnutupinya.

Cukup lama jari tlunjukku kluar masuk didalam memek tante Vony, hingga lobang itu mulai trasa basah dan lembab. Sampai akhirnya tangan tante Vony menahan gerakan tanganku dan mminta mnyudahinya. “Aaaachhh.., udaahhh., Hendh.., aaachh” rintih tante Vony. Akupun menarik tanganku dari balik clananya dan mlepaskan putingnya dari mulutku.

“Buka pakaianmu dong, Hen!!” seru tante Vony sraya bangkit dan mlepaskan clana pendek serta CDnya. Shingga dia bugil dan nampak rumput hitam ditengah slangkangannya yg baru saja ku obok obok. Akupun mlepaskan smua pakaianku dan bugil sperti dirinya.

Dengan senyum manis kearahku, tante Vony mendekat dan brjongkok tepat didepan slangkanganku. “Aouw, gede banget..!!” seru tante Vony sraya tlapak tangannya mraih kontolku yg telah brdiri dan keras. Dngn tangan kanan dia mmegang erat batang kontolku, sedangkan tlapak kirinya mngelus elus kpalanya. Hingga kpala kontolku trasa brdenyut hangat. Kmudian dimasukan kontolku kedalam mulutnya sraya matanya mlirik ke arahku. “Agghhh… “aku mlengguh tak kala sluruh kontolku tnggelam masuk kedalam mulutnya. Darahku brdesir hangt mnjalari sluruh urat ditubuhku. Aku hanya dapat memegangi kpala tante Vony, mremas serta mngusap usap rambutnya yg ikal sebahu. Smentara tante Vony smakin liar, sbentar mngulum dan mngemud seakan dia ingin melumat sluruh kontolku. Trnyata dia lebih buas dari tante Yuli. Trkadang dia mnjilati dari batang hingga lobang kencing dikpalanya. ” Aaaaaaa… ” erangku menahan rasa nikmat nan tramat. Trasa tubuhku melayang jauh tak menentu.

Entah brapa lama tante Vony mngemut, mnjilat dan mngulum kontolku. Yg jelas hal ini mmbuat tubuhku brgetar dan hampir kejang. ” Gantian dong tan, aQ juga mau jilatin memekmu! ” rengekku, hampir tak mampu mnahan nafsuku. Ingin rasanya memuntahkan keluar sebanyak banyak. Agar tante Vony mandi dngn air maniku.

Tante Vony sgera bangkit brdiri meninggalkan kontolku yg masih brdiri tegak. Kmudian aku mminta agar dia duduk dikursi tanpa lengan yg ada. Akupun brjongkok mnghadap memeknya yg dihiasi bulu lebatnya. Kedua kaki tante Vony trtumpu pada kedua bahuku. Maka mulutku mulai mnjarah memek yg tlah mnganga terkuak jari jemariku, hingga nampak jelas lobang memek yg brwarna merah dan lembab. Lidahku pun mulai mnjelajahi dan mnjilati lorong itu. “Aaaaowwh…, aaaa…, iyyyaaa.., trussss, aassstttssh” desah tante Vony saat lidahku brmain mnjilati lobang memeknya. “Aduuuhh,…, truuusss, lebihhh daallaaamm, aaah,… enaaakhh, agh, agh, aghhhh” rintihnya pula sambil mremas dan mnjambaki rambut dikpalaku. Lidahkupun smakin liar dan brusaha masuk lebih dalam lagi. “Aaaaghh,.., gilaaaa…, enaaaksss,.., ubss,.., aaaaachghhh” suara tante Vony tak karuan. Lidahku brhenti mnjilati dinding lobang memek, kini brpindah pada daging mungil sbesar biji kacang hijau. Ku jilati itil yg brwarna merah dan basah dngn air mazinya dan air liurku.

“Aughh…..” suara tante Vony sperti tersedak sambil mrapatkan kedua pahanya, hingga mnjepit leherku, ketika ku isap itilnya. ” Aaaaa.., auwghhh…., yaaaaa ” ucap tante Vony lirih. ” Udahhh…, Hen…, udddaah Faadd ” rengek tante Vony sraya mndorong kpalaku dngn kakinya yg trkulai lemas dibahuku.

Akupun mlepaskan isapan mulutku pada itil tante Vony dan bangkit brdiri dihadapannya dngn kontol yg masih tegak dan keras. Kemudian mminta tante Vony agar bangkit dari duduknya. Kini aku yg mnggantikan posisinya duduk dikursi.

Tante Vony naik keatas pahaku dan tubuhnya mnghadap kearahku, hingga tubuh kami saling brhimpitan. Kmudian tante Vony mmbimbing kontolku masuk kelobang memeknya dngan jarinya. ” Aagghhsss.. ” rintih kecil tante Vony ketika kontolku masuk menusuk memeknya. Tak lama kmudian bokongnya mulai turun naik, mngesek gesek kontolku didalamnya. Aqpun mngimbanginya dngn mmegangi pinggulnya mmbantu bokongnya turun naik. ” Aachhh.., yaaaa, oohhh, enaaak Hend “. ” Auwwghhh…., aaaaaa…, oohhhh, yaaa ” racau tante Vony tak karuan jika tubuhnya turun mnenggelamkan kontolku dimemeknya.

” Aauwww, aku ga tahan ne Hend,…, aaaauwww, yessss ” rintih tante Vony sraya mnggerakan bokongnya dngn cepat. Akupun mmbalas reaksinya, dengan melumat lagi payudaranya .”Aaaaaawhhh……..”erang tante Vony sambil mnekan bokongnya lebih rapat dengan slangkanganku. Akupun mengejang mnahan tekanan bokong tante Vony. “Aaaachhhh…….” akhirnya aku tak mampu lagi mmbendung cairan kental dari dalam kontolku. Kamipun saling brpelukan dngn erat beberapa saat dngn brcampur peluh masing masing.

Stelah cukup lama kami brpelukan, kamipun bangkit dngn malas, enggan branjak dari suasana yg ada. Stelah itu kamipun mandi mmbrsihkan tubuh kami masing masing yg basah dngn peluh syurga.

Cerita Sex,Cerita Bokep,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pemerkosaan,Cerita Sex ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Bikin Sange.Cerita Tante Girang,Cerita Dewasa,Cerita Panas

Di depan rumahku ada seorang ibu muda yang sebenarnya tidak cantik tapi sangat menarik. Dia sudah bersuami dan mempunyai 3 anak.

Umurnya kira-kira antara 38-40 tahunan tapi wajah dan bodinya kelihatan lebih muda 10 tahun. Sebut saja namanya tante Sandra. Tante Sandra ini bekerja di instansi pemerintah di mana ibuku juga bekerja di sana, jadi mereka teman sekantor.

Cerita Bikin Sange
Cerita Bikin Sange

Tante Sandra Ketagihan Bercinta Dengan Ku

Cerita Bikin Sange - Kisah ini berawal seringnya aku disuruh oleh mamaku untuk menyerahkan berkas-berkas pekerjaan kepada tante Sandra. Sehingga aku pun menjadi akrab dengannya.

Pada malam itu seperti biasanya mama menyuruhku ke tempat rumah tante Sandra untuk menyerahkan berkas-berkas pekerjaan tersebut, sekalian aku berpamitan keluar untuk bermain.
Kuketuk pintu rumahnya beberapa kali sampai capek ku menunggu di depan rumahnya.

Kok kelihatan sepi, apa pada bepergian, tapi mobilnya tante Sandra ada di garasi, gumamku dalam hati. Tak lama kemudian pintu dibuka oleh wanita muda kira-kira umurnya 20 tahunan yang ternyata adalah pembantunya tante Sandra.
“Tante Sandra-nya ada mbak ningsih”, tanyaku padanya.
“Oh ada dik Norman, masuk dulu tante Sandra masih mandi”, kata mbak ningsih sambil menyalakan lampu ruang tamu.
Aku duduk termenung sendirian dan untuk yang kesekian kalinya aku meminum sirup dingin yang sedari tadi disuguhkan oleh mbak ningsih. 5 menit kemudian dari ruang tengah tampak tante Sandra keluar dari kamar mandinya dengan tubuh cuma ditutup oleh handuk.
“Wow padat juga tubuhnya ya,” kataku dalam hati.
“Eh dik Norman, udah lama ya nunggunya”.
Aku masih tetap terpaku melihat tubuhnya yang indah dan padat berisi yang tidak tertutup seluruhnya oleh handuk tersebut.
“Dik, lihat apa’an sih kok cuman bengong?”
“Eh anu……. ‘te lihat….. susu eh lihat paha ding…. eh nggak lihat apa-apa kok ‘te”, jawabku kebingungan.
“Dik Norman ini ada-ada saja. Disuruh ibu ya, di kamar tante saja ya nyerahin berkasnya, tante tunggu lho!”
Aku tambah kebingungan, kok tumben ngomong kayak gituan. Dengan polosnya aku ikuti kata-katanya tadi.

Sampai ku di depan pintu kamarnya ku ketuk pintu itu, dan dari dalam terdengar jawaban untuk menyuruhku masuk. Ku buka pintu kamarnya dengan hati-hati. Setelah ku masuk di kamarnya, betapa kagetnya aku melihat tubuh mulus telanjang tante Sandra telah terlentang menantang di atas ranjang.
“Ini kan yang selama ini kamu bayangkan dan inginkan dariku, ya kan Man?”
Aku tidak menjawabnya karena aku masih belum sadar dari kebingunganku atas apa yang kulihat di depan mataku sekarang ini.
“Sini Man, naik ke ranjang puasin tante ya, nggak perlu malu, ini kan yang kamu penginin”
Aku menuruti kata-kata tante Sandra dengan naik ke ranjangnya. Tiba-tiba tanganku dipegangnya lalu diarahkan ke payudaranya yang kira-kira berukuran 34c. Diletakkannya tanganku dan kuremas-remas payudaranya yang sebelah kiri dan kepalaku menciumi dan mejilati payudaranya yang sebelah kanan dengan birahi yang sudah meninggi.
“Oouugghh… oouugghh…. sedot terus Man …. oouugghh.. digigit dong!!!”, tante Sandra rupanya sudah terlelap dalam birahinya juga. Matanya merem melek menikmati payudaranya yang sedang kunikmati. Tiba-tiba tante Sandra melepaskan bajuku dan menyuruhku untuk terlentang.

Baca Juga : Hanya Aku Dan Mama Yang Tau

Ternyata tante melepaskan juga celanaku dan memlorotkannya dengan nafsu yang bergelora. Seperti apa yang kuharapkan terjadi juga, penisku dilumat-lumatnya, disedotnya sampai gemetar tubuhku dibuatnya. Aku bergelinjangan menahan kenikmatan yang pertama kali aku rasakan.
“Man, cium dong memek tante!”
Kucium memeknya yang berbulu tipis dan berbau wangi, rupanya tante Sandra merawat milik-nya dengan baik. Tante Sandra bergelinjangan, mendesah-desah karena kujilati memeknya. Kumain-mainkan ‘kacang’-nya dengan lidahku dan kadang-kadang kutusuk lobang memek-nya. Tubuhnya semakin kehilangan kendali, semakin kurasakan lembabnya memeknya karena tubuhnya dirangsang dengan hebat.
“Man tante sudah tidak kuat nih, masukin dong penismu!”
Bleeesss…… bleeesss….. bleeesss…… kusodok-sodok dengan keras dan tante Sandra mengimbanginya dengan goyangan pinggul dan pantatnya.
“Tante, Norman udah mau keluar… uuuhhhh… oooohhh…. uuuuhhh….”
“Tahan Norman… yeaah… ooouuuh… ”
Goyangan tante Sandra semakin liar yang membuat diriku semakin tidak tahan lagi, yang akhirnya… crrooott…. crrooottt….
Dan di dalam memeknya terasa hangat oleh cairan yang membanjir bersamaan dengan bergetarnya tubuh tante Sandra.
“Oouugghh….. ooouuuhhh… yeaahh.. yeaahh… uuhh… aku puas Man, makasih ya !”
Kuambil bajuku dan kupakaikan meskipun tubuhku penuh keringat yang bercucuran. “Besok temenin tante lagi, ya Man!”, desah tante Sandra dengan tubuh lemas dan masih bertelanjang.

Sesampaiku di rumah langsung disambut oleh mamaku, aku pun menjadi ketakutan kalau-kalau mamaku tahu apa yang baru saja terjadi. “Darimana saja kamu, main-main saja jadi lupa belajar, sudah sana ke kamar belajar”. Aku pun lega ternyata mamaku tidak tahu, aku pun berlari menuju kamarku sambil tersenyum karena aku telah menikmati apa yang belum aku rasakan sebelumnya.

Setelah kejadian itu, aku dan tante Sandra berbulan-bulan lamanya melakukan affair yang sangat hot. Kami lakukan itu kadang-kadang di rumah tante Sandra, kadang di hotel, kadang pernah juga di rumahku kalau lagi kosong. Pokoknya di mana ada tempat untuk bercinta pasti tidak akan kami lewatkan.

Hingga suatu malam di rumah tante Sandra seperti biasanya aku datang ke rumahnya. Aku langsung disambut mbak ningsih, yang aku yakin dia sudah tahu tentang affairku dengan nyonya-nya.
“Masuk aja mas Norman,ibu sudah menuggu dari tadi”, sambutnya dengan ramah. Aku langsung masuk ke kamar tante Sandra dan kubuka langsung celana dan bajuku. Tante Sandra pun melakukan hal yang sama.
“Kok lama sih Man, tante kan udah kedinginan nih!”, kata tante Sandra dengan manja dan menghampiriku untuk memeluk tubuhku dan menciumi bibirku, memasukkan lidahnya di mulutku sehingga lidahku pun saling ber-“silat lidah”. Sambil kucium ku buka tali BH-nya yang masih melekat di tubuhnya dan lalu kuciumi puting payudaranya yang sudah mengeras. Tante Sandra kubikin merem-melek.
Kudorong tubuhnya ke ranjang lalu kubuka celana dalamnya, langsung kuciumi memeknya yang sudah lembab. Kujilat-jilat naik turun dan kugigit “kacang”nya, begitu seterusnya sambil tanganku meremas-remas payudaranya.
“Ouugghh… oouugh… oouugghh… terus Man… tante suka seperti ini….. oouuugghh….. yeeaahhh….”.
Dan kubalik arah tubuhku sehingga membentuk angka 69. Tante Sandra melumat-lumat penisku keluar masuk mulutnya dan memainkan lidahnya di “helm” penisku. Juga sesekali dia memainkan lidahnya di “telur” ku dari pangkal sampai ujung. Aku pun semakin terangsang menciumi memek-nya yang semakin membanjir.
“Oohh… uuhh… oouuhh… Man Tante sudah tidak kuat lagi nih… ouughh… tante mau keluar, Man”.
“Aku juga ‘te aahhh… uuhh… aku keluarin di dalem mulut ya ‘te.. aahhh… uuuhhh.. aauuhhgg….”
Tubuhku kami semakin menghebat dan kurasakan air maniku keluar deras ke mulutnya. Begitu juga mulutku terasa kemasukan lendir yang warnanya seperti air susu.

Kami pun rebahan saling berpelukan, dan 5 menit kemudian kami melakukan aktifitas senggama yang dari tadi belum kami lakukan. Langsung kumengkangkangkan kakinya sehingga memeknya terlihat jelas dan sangat tepat juga mudah untuk di-“tusuk” oleh penisku yang berukuran 15 cm dalam keadaan menegang.
Bleess… bleesss… keluar masuk penisku di memeknya yang disertai desahan yang menderu deru tante Sandra. “Ouggh… oouuugghh… eemmmmhhh…. uuhhh… yeahh.. uuuhh… yang keras dong Man…. aahh.. uuhhh.. yeeahh..”. Semakin kurasakan basah di batang penisku, membuatku lebih bernafsu.
Kami pun berganti posisi, aku yang dibawah dan tante Sandra di atas menduduki tubuhku. Goyangan pantat dan pinggulnya kulihat jelas mengocok-ngocok penisku. Merem-melek tante Sandra sambil mendongakkan kepalanya merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Kudorong-dorong pantatku ke atas untuk menyeimbangkan gerakannya yang semakin menggila.
“Oh… oouuhh… Man… Ouugh… enakkk… ouugh… yeaah… terruuusss….. yeeaahh….”.
“Tante aku mau keluar nih, udah nggak kuat… oogghh… uuuhhhh… mmmhhhh….”
“Tunggu dulu… Miikk…….. mmhhh… yeeaahh… tahan dulu Mankhh….!”, lirih tante Sandra menahan kenikmatan yang hampir memuncak.
Goyangan kami pun semakin menggila, ke kanan-kiri, naik-turun dan tiba-tiba tubuh tante Sandra bergetar dan bergelinjang hebat, kurasakan cairan yang hangat dari dalam memek tante Sandra.
“Oouugghh….. uuuhh… uuugghh….. yeaaaahh…. mmmhhhh….. ouugghh yeaahhh…. uuuhhh… mmmmmhhh… aaahhhh…. yeeaahhh… tante sudah keluar Man, sekarang giliran kamu, cayang!”
Kulepas penisku dan langsung diraih oleh tangannya tante Sandra untuk dimasukkan ke mulutnya, dikocok-kocok oleh tangannya yang lembut lalu dimasukkan lagi ke mulutnya, dimain-mainkan oleh lidahnya. Tidak lama kemudian maniku pun keluar. Crooott…. crooottt….. crooottt…. kusiramkan ke wajah tante Sandra dan dia menjilatinya dengan nikmat seperti menjilati es krim yang sudah mencair. Kita berdua pun tergelepar dengan keringat yang masih bercucuran setelah sedikit bekerja keras untuk mendapatkan satu kenikmatan. Tubuh kami yang masih bertelanjang saling berpelukan dan saling menciumi bibir dengan mesra.

Cerita Sex,Cerita Bokep,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pemerkosaan,Cerita Sex ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Bikin Sange.
“Jach.., bangun..! Udah makan belon..? Udah jam berapa ini..? Jach.. Jach.. Jach..!” kedengaran suara mami mulai mendekati kamar saya dan langsung masuk ke kamar saya yang biasanyatidak pernah terkunci. “Jach..!” mami duduk di tepian tempat tidur dan langsung mengelus kepala saya.
“Yo.. ayo.. bangun Nak Sayang, udah jam 9, kamu mandi gih baru makan..!” “Ah.. malas Mam, mau tiduran dulu. Entar aja satu jam lagi ya..!” “Udah Mami tungguin.., entar kamu bohong lantas tidur satu harian.” Kemudian saya sedikit menggeser posisi tidur saya supaya mami bisa ikut tiduran. Sambil tiduran mami mencari-cari majalah yang mau dibacanya. Saya kelupaan kalau disitu ada Novel yang ceritanya agak hot, dapat dibilang hanya sekitar seks saja ceritanya. Ya.., terlanjur sudah keambil oleh mami.
Cerita Bikin Sange
Cerita Bikin Sange

Hanya Aku Dan Mama Yang Tau

Cerita Bikin Sange - Saya biarkan saja dia membacanya, dan entah kenapa ada perasaan yang lain setelah mami masuk ke dalam kamar saya, seakan-akan gairah seks saya mulai menjalar menyelimuti tubuh. Bagaimana ini, repot jadinya, karena kebiasaan saya tidur hanya menggunakan piyama untuk tidur dan memakai selimut. AC di ruangan kamar saya mengigilkan badan, dan inilah penyakit saya, kalau situasi dalam keadaan dingin nafsu langsung naik dan meledak-ledak. Posisi tidur saya waktu itu persis di samping mami dan bersenggolan dengan pahanya.

Saya perhatikan mami makin serius membaca novel dan maklum tidak pernah membaca buku yang begituan. Dengan sedikit menggoda saya bertanya, “Bapa kemana Mam..?” “Kamu macam tak tau aja, kan udah berangkat ke Kisaran, biasa ngantar Ikan. Paling-paling besok udah pulang.” “Awas Mam, nanti tidak ada pelampiasannya, Papa kan tidak ada di rumah.” “Enggak, Mama cuman pengen tau aja apa isinya, kok orang-orang pada senang membacanya.” jelasnya. Sedikit posisi saya agak memeluk mami, maklum hal ini sering saya lakukan karena saya anak Mami dan dimanja, jadi hal ini tidak janggal lagi bagi saya dan mami. Terus entah kenapa, penis saya tepat menempel di samping kemaluannya, dimana mami saya posisinya agak miring menghadap saya.

Dengan cuek saya ikutan membaca novel yang dibacanya. Posisi mami membaca telentang, dan agak miring menghadap saya. Dengan sedikit menggoyang-goyangkan paha, terjadilah pergesekan antara paha saya dengan paha mami, dan hal ini tidak pernah kami lakukan. Sesuatu yang janggal saya rasakan, dimana kalau saya bermanja-manja selalu dalam keadaan memakai celana pendek, tapi dalam keadaan saya sekarang hanya menggunakan piyama tanpa memakai apa-apa, dan perasaan ini tidak pernah saya rasakan sebelumnya.

Mungkin ada setan yang melanda diri saya, batang kemaluan saya pun mulai membesar, dan mungkin mami merasakan itu, tapi dia tidak menghiraukannya, masih taraf wajar pikirnya. Sekilas saya melihat ke paha mami, dasternya tersikap, dan tetap mami tidak menghiraukannya. Dia masih menganggap saya anak kecil yang seperti dulu. Tidak sadarkah dia bahwa saya sudah 16 tahun, dan saya sedang mengalami masa pubertas pertama. Sekarang keadaan semakin tidak karuan, dan timbul dalam pikiran saya untuk melanjutkan lebih jauh lagi dengan sedikit menggeser dasternya memakai paha saya.

Dan alangkah terkejutnya saya bahwa mami tidak mengenakan celana dalam. Terlihat gundul di bagian bukit kemaluannya. Ternyata mami sangat rajin mencukur bulu kemaluannya, maklum dia sangat pembersih. Dengan pura-pura tidak tahu, saya menggeser lagi piyama yang saya pakai. Tersingkap dan terbebaslah penis saya. Dengan sedikit berpura-pura lagi, saya mengambil bantal yang ada di seberang mami, dan secara otomatis batang kemaluan saya menempel persis di samping vaginanya. Setelah saya mengambil bantal saya tidak kembali lagi dengan posisi pertama, dan pura-pura bertanya.

“Serius kali Ma bacanya..!” “Iya.., ini ceritanya lagi seru dan menarik.” katanya seakan tidak ada larangan darinya ketika saya sudah mulai jauh bertindak. Dengan sedikit gerakan, saya menggesek-gesekkan penis saya. Meskipun batang kemaluan saya sudah langsung menempel persis di pinggir vaginanya, mami tidak merasakannya atau berpura-pura. Itulah yang berkecamuk dalam pikiran saya. “Ah, bodoh amat..!” pikir saya waktu itu. Dengan telaten saya terus menggesekkan, dan ternyata mami tahu kalau saya agak susah atau memang mami mau memiringkan badannya. Dengan posisi tadi mungkin mami pegal, kemudian mami meletakkan novel di bantal, dan otomatis dia semakin miring posisinya.

Mami tidak berkata apa-apa sewaktu dia memiring sedikit lagi yang bertepatan dengan penis saya yang sudah tegang dari tadi seperti sebuah batang kayu.

Baca Juga : Merry, Ketua Osis Yang di Gilir Murid Lain

Sepertinya mami maunya tidak disengaja, atau mami juga menikmatinya. Sekarang tepatlah sudah batang kemaluan saya di belahan vaginanya dengan posisi saya masih memeluk bantal yang membatasi saya dengan buah dadanya. Saya sangsi kalau mami tidak mengetahui apa yang telah terjadi, tetapi tidak ada tanda-tanda mami melarang perbuatan saya. Sedikit demi sedikit saya menggesek-gesek terus batang kemaluan saya, dan terkuaklah bibir vaginanya.

Terasa agak berlendir dan licin vaginanya, dan saya yakin mami pasti menikmati, tapi anehnya mami masih tetap serius membaca novel. Tidak saya hiraukan mami lagi sedang apa. Kemudian dengan sabar saya menggesek-gesekkannya lagi, dan terasa kepala penis saya mulai menerobos bibir vaginanya. Itu semua saya lakukan tanpa berbicara, dan seperti terjadi begitu saja, mungkin mami malu melakukan secara blak-blakan. Dengan sedikit usaha saya memajukan pantat dan semakin nikmat rasanya, tapi kok agak susah ya masuknya, dimana ukuran kemaluan saya 18 cm panjangnya dengan diameter 3 cm.

Tapi dengan dibantu cairan yang mulai keluar dari vagina mami menolong batang kemaluan saya masuk ke dalam dengan sedikit agak menggeser bantal yang saya peluk. Setelah agak tersentak pantat saya, “Bless..!” masuk semua batang kemaluan saya dan mendiamkan sebentar untuk melihat reaksi mami. Eh ternyata mami masih tetap membaca novel yang ada di tangannya. Dengan sedikit menarik pantat, anda dapat bayangkan posisi saya dengan gaya miring semakin membuat kami erat terhubung. Tetapi saya belum berani memeluk mami, terpaksa bantal lah yang menjadi pegangan saya.

Terasa batang kemaluan saya dipijat-pijat, nikmatnya tidak dapat digambarkan dengan kata-kata. Semakin lama penis saya semakin mudah saya maju-mundurkan. Badan mami tertahan dengan papan tempat tidur, jadi kami tetap dengan posisi semula. Terasa sudah lama saya menggesek-gesek dan memaju- mundurkan batang kemaluan saya di dalam vagina yang dulunya adalah tempat saya lahir. Sudah 10 menit saya melakukannya, semakin licin vaginanya. Tercium bau vagina yang menggairahkan, dan mulai terasa ngilu di kepala penis saya, seperti mau meledak. Setelah sekali goyangan terakhir dan memasukkan dalam-dalam, badanku terasa seperti kesetrum listrik yang bertegangan tinggi. “Coot.. crott.. croott..!” Saya peluk bantal kuat-kuat dan tetap membenamkan batang kemaluan saya di dalam vaginanya, dan saya melihat wajah mami agak berkerut menahan nikmatnya.

Terasa batang kemaluan saya seakan-akan dipijat dengan kuat, dan terasa ada yang menyiram dari dalam vaginanya. Anehnya batang kemaluan saya tidak langsung lemas, tetapi tetap tegang. Dengan sedikit waktu untuk istirahat, saya mendiamkan batang kemaluan saya di dalam vagina mami selama 5 menit. Setelah rasa ngilunya hilang, baru penis saya mengecil dan saya cabut dari vaginanya. Saya melihat ke arah vaginanya, terlihat keluar sedikit air mani saya dan meleleh di bibir vaginanya.

Akhirnya mami bangkit dari tempat tidur dan keluar dari kamar sambil berkata, “Jach udah tidur-tidurannya, udah jam 10 ini.., tadi janjimu kamu mau bangun jam 10, cepatan mandi dan Mama mau mandi juga, mau nyiapin makanmu..!” “Bret..!” pintu kamar tertutup setelah itu. Saya juga bangkit dari tempat tidur dan langsung mandi. Selasai mandi saya memakai celana pendek dan langsung menuju meja makan. Saya mendapati mami sudah duduk menunggu saya untuk makan.

Sewaktu makan seakan-akan tidak terjadi apa-apa diantara kami. Setelah kejadian pagi itu terjadi, tidak ada perubahan antara hubungan saya dengan mami. Seperti biasanya, ayah saya telah kembali malam hari, tepatnya pukul 11 malam dan langsung tidur. Memang hal ini sudah merupakan kebiasaannya, tidak pernah punya waktu untuk keluarga, padahal situasi seperti inilah yang saya inginkan, dimana dapat berbincang- bincang dengan ayah atau semua keluarga. Memang dalam berbisnis ayah saya terbilang oran nomor satu di lingkungan saya.

Pagi itu cuacanya sedikit agak cerah dan matahari masuk ke dalam kamar saya karena kamar saya posisinya paling depan, sedangkan kamar mami berada di tengah rumah, dan memiliki kamar membelakangi terbitnya matahari. Terasa silau dengan sinar matahari membuat saya terbangun. Saya pun keluar dari kamar masih dengan menggunakan piyama biasa, tidak mengenakan apa-apa di baliknya. Terus saya lihat seisi rumah, ternyata masih sepi. Saya lihat jam sudah menunjukkan jam 8 siang. Kebetulan bulan ini adalah hari lmamir panjang untuk naik kelas, pada waktu itu saya mau naik ke kelas 3 SMU. Maksud hati sih masih mau tidur, tapi di kamar saya silau dengan sinar matahari. Gimana ya, mami belum kelihatan, berarti belum bangun.

Terus saya berusaha melangkah ke dapur, ternyata juga belum saya jumpai, berarti benar mami masih tidur di dalam kamarnya. Saya mengarah ke kamar utama, ke kamar ayah dan mami yang lumayan besar. Saya langsung saja mencoba membuka pintu dengan menekan gagang pintu, eh pintunya tidak terkunci.

Pelan-pelan saya buka pintu. Benar, terlihat mami masih tertidur pulas, dan saya langsung masuk. Saya menutup pintu kamar, takut nanti kelihatan pembantu, kan bisa berabe. Kemudian saya mendekati tempat tidur mami, sekilas saya melihat sekeliling kamar tertata rapi, mami memang terkenal suka bersih-bersih. Dengan sedikit lembut saya menghempaskan pantat saya ke tepian tempat tidur, dan sebentar saya perhatikan mami yang sedang tidur nyenyak. Dengan sedikit agak manja saya mencoba membangunkannya. “Mami.. Mami.., bangun dong..! Udah jam 8 pagi nih..!” “Ah.., entar aja Jach.., Mami lagi ngantuk nih..!” Mendengar jawabannya, saya jadi ikut tiduran di tempat tidurnya. Dengan sedikit iseng saya mulai kenekatan saya.

Pelan-pelan tetapi pasti, saya sikapkan daster mami dengan tangan. Oh.. oh.., dia tidak memakai CD lagi, terlihat bersih vagina mami. Batang kemaluan saya berdiri tegak dan langsung menyembul dari dalam piyama. Lima menit saya memandangi kemaluan mami sambil mengelus-elus penis yang sudah mulai tinggi tegangannya. Kemudian saya mulai memeluk mami dengan posisi mami miring membelakangi saya. Sewaktu saya memeluk tubuhnya, dengan sedikit tenaga saya menarik tubuh mami, dan ternyata mami tidak melawan dan mengikuti kemauan saya.

Sekarang mami menghadap saya sama seperti kemarin, hanya kemarin mami dalam keadaan terbangun, membaca novel dan saya tidak memeluk tubuhnya, tetapi sekarang saya memeluk tubuhnya. Posisi dasternya agak tersikap lebih ke atas. Saya mencoba mencari pengaitnya tapi tidak ketemu juga, ya sudah tidak usah terbuka semuanya, nanti takut mami marah pikir saya. Dengan posisi memeluk tubuhnya yang susu kenyalnya mengenai dadaku, saya tidak berani membuka dasternya, apalagi takut kedinginan gara-gara AC di kamar mami. Sekarang nafsu saya sudah tidak tertahankan lagi, langsung saya arahkan batang kemaluan saya ke bibir vaginanya, dan ternyata liangnya masih kering dan sedikit agak susah masuknya.

Terpaksa saya hanya menggesek-gesek saja bibir kemaluannya. Terlihat oleh saya vaginanya mulai mengembang dan mengeluarkan cairan, langsung saja saya memasukkan penis saya. Sewaktu saya mendorong, terpleset. Setelah dengan susah payah menggesek-gesek, terlihat bibir vaginanya mulai mengeluarkan cairan sebagai pelumas. Mulai terasa seakan-akan batang kemaluan saya mau ditelan habis oleh vaginanya, dimana bibir vagina mami mulai kembang kempis. “Ah.. ahk..!” geli sekali rasanya. Ingin rasanya saya memasukkan cepat-cepat, tapi takut terpeleset lagi nanti. Memang agak kesulitan saya memasukkan penis saya. Disaat saya mulai berusaha memasukkan lebih dalam lagi, mami juga rupanya menikmati. Dengan pura-pura tidur dia sedikit merenggangkan pahanya dan memudahkan penis saya masuk lebih dalam lagi.

Dengan sekali dorong, “Bless..!” masuk seluruhnya ke dalam liang senggamanya. Saya diamkan agak lama dengan maksud mau melihat bagaimana reaksi mami. Saya sengaja tidak mau menggoyangkan pantat saya, dan ternyata terasa tanggung bagi mami. Kemudian dengan sedikit gerakan, mami memaju-mundurkan pantatnya. Melihat reaksinya, saya juga langsung memulai bergoyang dengan sedikit kelembutan. Secara tidak langsung saya memeluk mami, dan mami masih tetap menjaga sikap dengan tidak mau blak-blakan melakukannya. Tidak perduli saya dorong badannya dengan posisi saya menindihnya, sedang batang kemaluan saya mulai terasa mengalami tegangan tinggi.

Dengan posisi saya di atas mami yang dengan sikap merenggangkan kakinya lebar-lebar semakin cepat saya memompa, dan sekali-kali mami mengikuti irama dengan mengangkat pantatnya. Ada sekitar 20 menit saya melakukannya dan mulai terasa geli di ujung penis saya, dan “Cret.. cret.. cret..!” saya tumpahkan semuanya ke dalam kandungan mami dimana saya juga pernah dikandungnya. Saya diamkan selama kurang lebih 5 menit.

Karena takut mami merasa berat dengan badan saya, saya tetap memeluknya dengan posisi miring sekarang, dan batang keamluan saya masih tetap menancap di dalam vaginanya. Setelap 10 menit terasa penis saya masih tegang. Kembali dengan sikap yang sama kulakukan lagi sampai 3 kali hari itu. Setelah selesai saya tertidur, dan sewaktu saya bangun mami tidak ada lagi. Ketika saya cari-cari, dia sedang masak di dapur dan menegur saya. “Udah mandi belon Jach..? Mandi gih..!” katany seakan-akan tidak ada yang terjadi. Memang mami sangat menikmatinya, begitulah kami melakukan hampir setiap hari dengan tetap mami menjaga sikap tidak mau melakukan secara terbuka.

Merry, Ketua Osis Yang di Gilir Paksa Murid Lain

Cerita Bikin Sange
Cerita Bikin Sange

Cerita Bikin Sange - Suatu pagi di sebuah Sekolah Negeri ternama terlihat sibuk aktivitas di sekolah. Semua murid baru saja berdatangan untuk menimba ilmu disekolah mereka, tak terkecuali dia. Ia adalah Merry sang ketua OSIS sekaligus siswa berpengaruh sepanjang sejarah sekolah SMA Negeri 3 ******.

Bagaimana tidak semenjak ia menjadi ketua OSIS banyak sekali eventevent besar yang diadakan di sekolah. Mulai dari konser musik dengan artis papan atas hingga menjadikan sekolah sebagai tuan rumah pada suatu kompetisi bagi sekolah elit lainnya di kota.

Selain itu fasilitas kegiatan ekstrakurikuler di sekolahnya juga diperbaiki semua karena hasil jerih payahnya. Namun itulah yang terlihat dari depannya saja, kisah gelap di balik itu semua ada di dalam cerita ini.

Merry setelah turun dari mobilnya tidak langsung menuju ke kelas tetapi langsung ke ruang kerja OSIS dimana sudah ada sekitar 20 anggota yang menjadi tim suksesnya. Jangan bayangkan bahwa ruangannya hanya ukuran 4 X 4.

Baca Juga: Bercinta Dengan Pegawai Bank Yang Masih Perawan Bagian Satu

Ruangan OSIS Merry sungguh luas dan didalamnya sudah ada beberapa fasilitas seperti meja bundar seperti dalam konfrensi serta proyektor yang siap digunakan untuk membahas kegiatankegiatan yang dilakukan, bahkan tak ketinggalan AC di dalamnya.

Pagi itu mereka langsung membahas mengenai kegiatan acara yang akan diadakan bulan ini dan bulanbulan berikutnya. Merry benarbenar seorang Dewi yang turun dari khayangan dan telah memberkati sekolah itu menjadi sekolah yang terpandang.

Selain itu kecantikannya sangat luar biasa sangatsuituntuk menggambarkannya dengan katakata, namun bisa dijelaskan secara sederhana. Wajahnya sangat cantik dan imut. Rambutnya panjang terurai dan hitam lurus terawat. Bodynya begitu indah seperti sudah diciptakan oleh Tuhan dengan proporsional. Payudara yang montok namun diimbangi dengan pinggulnya yang juga semok sehingga bila diliha dari belakang tubuhnya seperti biola yang sangat indah dipandang.

Apalagi seragam sekolahnya sangatlah ketat sehingga payudarnya terlihat menonjol serta rokabuabunya yang pendek kirakira 20cm diatas lutut dan juga ketat sehingga pinggulnya terlihat semok. Tak ketinggalan kaos kaki panjang yang menutupi betisnya dan sepatu kets.

Maka jangan pernah berhayal untuk menjadi pacarnya karena semua tidak ada berhasil menembaknya, bahkan pdkt dengannya sangatlah mustahil. Bagaimana tidak, baginya anakanak disekolahnya itu hanyalah anak biasa yang tidak memiliki daya tarik baginya. Setiap ada yang mau mengajaknya berkenalan selalu tidak dihiraukannya.

Tetapi Merry lebih tertarik dengan pria yang lebih tua dari dirinya. Hingga suatu saat ada seorang anak yang sangat cupu bernama Doni. Ia ingin sekali bisa berdekatan dengan Merry.

Doni adalah lelaki yang cupu dari kacamata tebal yang ia gunakan, rambut yang terlalu rapi dan bajunya yang dimasukkan ke celana. Ia mencoba beberapa cara PDKT mulai dari via pesan singkat, chatting, social media namun tak satupun yang dibaca oleh Merry. Ia juga berusaha untuk menelpon Marriana.

hallo, ini Merry ya sapa Doni lewat telepon
iya, dengan siapa yah Jawab Merry dengan suara yang lembut seolah nyanyian dari surga
mmmm. Gue Doni. Doni mejawab dengan terbatabata karena gugup
hah, Doni siapa ya? Gue gak punya temen yang namanya Doni Ujar Merry dengan nada yang ketus kali ini
mmmm jadi gue pengen kenal. Kata Doni lagi dengan gugup

Belum sempat meneruskan perkataannya Merry menjawab Sorry ya, gue gak ada waktu buat kenalan sama cowok gak jelas
tuttuttut.. suara telepon terputus

Hati Doni hancur karena baru awalnya saja sudah sulit seperti ini,tetapi ia masih tidak menyerah dia akan melanjutkkannya besok lagi.

Keesokan paginya Doni menunggu sesorang di sebuah parkiran mobil. Ternyata ia menunggu Merry di parkiran eksklusif khusus untuk Merry. Langsung saja ada sebuah mobil sedan sport menuju ke arah parkiran tersebut dengan kencangnya.

Saat Merry keluar dari mobil langsung saja Doni menghampirinya.
Merr, gue Doni yang tadi malam telpon kamu Kata Doni agak gugup
mmm, ada apa DoniMerry mulai menanggapinya dengan posisi bersandar di mobil sambil menyilangkan tangannya ke dada.

gue pengen kasih ini ke kamu Doni memberikan sepucuk bunga untuknya
wow, terima kasih Doni Merry purapura menerima bunga itu dan menciumnya
iya samasama Kata Doni lagi dengan terbatabata
oke gue mau ke kelas dulu Kata Merry sembarilengsung meninggalkan tempat itu
Yesss Doni sangat senang sekali akhirnya bunga itu diterima oleh Merry

Doni tidak tahu bahwa sebenarnya Merry sama sekali tidak tertarik dengannya. Bunga yang ia terima dari Doni langsung ia lempar ke tempat sampah tanpamemikirkan perasaan yang tulus yang diberikan oleh anak yang memang tidak ganteng itu. Tetapi disisi lain Doni sangat senang dan mengeatakan kesemua temannya satu kelas.

Temannya hanya tersenyum sedikit untuk menghiburnya karena mereka sudah tahu bahwa bunga itu pasti dibuang. Tidak dengan sahabatnya Pian yang menangapinya dengan serius dan merasa sangat senang. Pianlah yang selama ini memberikan semangat kepada sahabatnya itu untuk mendekati Merry.

Sob, berhasil, semuanya karena elo Sob Ujar Doni sambil memuji sahabatnya itu
oh ya, gitu dong itu baru temen gue, terusin Bro jangan nyerah kata Pian yang masih memberi semangat kepada sahabatnya itu.

eh ada apaan nih danag datang salah satu sahabat mereka
gini Ger, gue abis kasih bunga ke Merry, dan doi terima bunga gue ujar Doni dengan wajah yang berbungabunga
hah,serius lo,selamat deh buat lo danag pun sahabat akrabnya juga memberikan selamat padanya.

Ketiga sahabat itu sangat bahagia dengan hal itu dan merayakannya bersama.Sepulang sekolah Pian lewat di depan kelas Merry dan mau membuang sampah. Dia kaget ada bunga mawar merah di dalamnya. Lalu ia langsung menghampiri sahabatnya danag.

Sob, sini gue kasih tahu ujar Pian
apaan? Tanya danag
nih lihat Pianmenunjukkan bunga itu
loh tuh bunga kan. danag
sttttkita kagak usah kasih tau Doni kata Pian
mmm, oke gue ngerti jawab danag
Oi, Sob kalian ngapain, ayok pulang tibatiba Doni datang
wah elo udah ditungguin juga danag menjawab
Pianlangsung memasukkan bunga itu ke tasnya agar tidak melukai hati sahabatnya itu.ayo deh kita cabut Pianmengajak
oke jawab mereka serentak

Saat mereka pulang dan Doni sudah tidak ada, Pian dan danag mulai membicarakan masalah ini.
dasar tuh cewek, gue gak terimas sahabat gue dilecehin ujar Piansambil menatap bunga itu dengan penuh kekecewaan.

hmmm, ya mau gimana lagi sob, Merry emang orangnya kayak gitu, tapi gue benerbener gak habis pikir danag juga mengungkapkan kekesalannyaya udah, yang penting besok kita nasehatin aja sahabat kita itu Kata Pian dengan mencoba bersabar
Yoi Sob danag mengiyakan.

Keesokan harinya Doni ingin menemui Merry di ruang OSIS. Saat ia di dekat ruangan ia mendengar percakapan antara Merry dengan temantemannya.
eh, Mer denger denger lo dapet bunga dari anak cupu siapa tuh namanya kata teman Merry
oh, kalo iya emang kenapa? Merry menjawab seolah tidak peduli
ya gak papa sih, tapi kayaknya tuh cowok seneng banget waktu bunganya lo terima kata teman Merry
bodo, emang gue pikirin Merry menjawabnya dengan enteng
hahaha, elo emang suka bikin sensasi Mer, gue kira lo mau sama tuh cowok kata temannya seolah meledek Merry
cih najis gue, masak gue mau sama cowok yang tampangnya kayak cecurut gitu kata Merry menjelekjelekkan Doni.

Sontak suasana menjadi penuh tawa dari temanteman Merry. Doni yang mendengar itu langsung pergi meninggalkan tempat itu karena tidak mau ia terlalu banyak menerima sakit hati. Begitulah sosok asli Merry di balik kegemilanganya dalam memimpin Organisasi Intra Sekolah.

Tetapi Tuhan maha tahu dan akan segera membalaskan tindakannya. Suatu saat OSIS akan mengadakan event yang spektakuler sehingga membutuhkan dana yang cukup besar untuk itu. Semua anggota OSIS sangat kebingungan ternyata budget untuk mengadakan event tersebut sangatlah besar, tetapi Merry dengan mudahnya berkata.

cuman duit segitu doang, ntar kita pasti dapet ujarnya menenangkan anak buahnya
serius lo Mer, ini bisa sampe seratus juta lo kata mereka
udah sini proposalnya ntar gue ajuin ke kepala sekolah kata Merry
oke Mer, kalo elo pasti bisa di andalin kata mereka memberikan semangat

Sebenarnya ada sesuatu di balik itu semua,hal ini akan diceritakan pada awalawal Merry menjadi ketua OSIS. Saat itu Ia mengadakan kegiatan di sekolah, dan mengajukan proposal angaran kepada Pak Wawan selaku Kepala Sekolah.

permisi, Pak sapa Merry diluar pintu
iya, silahkan masuk, ada yang bisa bapak bantu? ujar Pak Wawan
jadi begini, kami dari OSIS akan mengadakan kegiatan sebagai berikut ujar Merry sembari mengajukan proposal
hmmm, coba bapak lihat proposalnya dulu
iya,ini Pak Katanya sambil menyerahkan proposal itu
Setelah beberapa kali Pak Wawan membuka buka halaman ia sampai pada anggaran, lalu beliau menutupnya kembali.

wah, maaf nak, angaran di Proposal kamu terlalu besar jadi kami tidak bisa memenuhinya Pak Wawan menolak
menurut kami anggaran seperti itu tentunya Sekolah yang elit inii bisa memenuhinya Pak Ujar Merry berusaha.

Setelah mereka saling berunding akhirnya Pak Wawan mengatakan, baiklah kalau begitu nanti sepulang sekolah datang ke rumah bapak, nanti akan saya pertimbangkan lagi.
hah, sunguh, baikPak nanti saya akan kesana Meriiana sangat senangmendengar sambutan itu
iya, tapi kamu harus datang sendirian ya Kata Pak Wawan
mmm, Baik Pak, terima kasih Ujara Merryana yang masih sempat bingung
Sepulang sekolah Merryana langsung menuju rumah Pak Wawan untuk mendapatkan perstujuan anggaran proposal itu.

Pak Wawan oh kamu Merry, silahkan masuk Pak Wawan membukakan pintu
Merry langsung masuk dan melihat rumah Pak Wawan yang ternyata tidak ada penghuninya sama sekali. Dan di rumah itu hanya ada mereka berdua saja.

Merry langsung duduk di sofa, tetapi dia tidak menutupi pahanya sehingga menjadi pemandangan bagus buat Pak Wawan yang sudah lama menginginkan hal itu. Pak Wawan sudah lama menduda karena bercerai dengan istrinya dan anakanaknya pun dibawa oleh istrinya juga.

jadi bagaimana anggarannya Pak Merryana membuka pembicaraan
jadi begini Merry, bapak akan menerima proposal kamu, asalkan kata Pak Wawan sambil memandangi tubuh indah Merry
asalkan apa Pak? Merry bertanya dengan bingung
asalkan kamu mau melayani bapak kata pak Wawan sambil langsung merangkul tubuh Merry
tidak Pak, tolong lepaskan saya Merry berusaha melepaskan rangkulan tangan Pak Wawan
ayo dong Merry, bapak pasti akan berikan dana berapapun buat kamu asal kamu mau ujar Pak Wawan merayu Merry
mmm,tapi Pak saya mohon jangan..mmmmmhhh Merry mencoba bernegosisasi dalam posisi seperti itu namun terlambat bibirnya sudah dicium oleh Pak Wawan.

sudahlah Merry, bapak hanya minta hal ini saja, kamu pasti tidak mau kan acara ini berakhir ujar Pak Wawan merayunya lagi
Merry akhirnya mau melakukan hubungan seks dengan pria paruh baya itu. Apalagi ternyata Merry tampak menikmatinya karena penis Pak Wawan sangat besar dan membuatnya ketagihan.

ah ah ah ah Merry mendesah seolah menikmati persetubuhan itu
bagaimana, Merry, akhirnya kamu menikmati juga kan ujar Pak Wawan menghibur Merry.

Merry hanya mengangguk saja karena ternyata ia sangat menyukai hubungan seks dengan pria yang lebih tua darinya.

Itulah awal cerita mengapa kegiatannya selalu berhasil, karena ia selalu bisa melayani nafsu Kepala Sekolahnya,sehingga anggaran biaya berapapun selalu disetujui oleh sekolah.

Kini ia harus menepati janjinya pada temantemannya untuk memenuhi anggaran yang ada di proposalnya. Seperti biasa ia langsung menuju ke ruang Kepala Sekolah. Pak Wawan langsungmempersilahkannya masuk.

Hari itu adalah hari sabtu, sehingga seragam sekolah Merry berbeda dari hari biasanya. Ia mengenakan kemeja putih dan rok putih bermotif kotakkotak yang sangat pendek hingga 20 cm di atas lutut dan dasi panjang dengan motifsama. Pada hari itu ia tak menguraikan rambutnya, tetapi mengikat rambutnya ke belakang sehingga memudahkan rencananya untuk memperoleh anggaran.

Baik Merry kamu pasti tahu kan apa yang harus kamu lakukan kata Pak Wawan
hehe, iya donk Pak Merry mengiyakannya
Langsung saja ia membuka kancing bajunya dan melepaskan rok putih kotakkotaknya. Melihat hal itu Pak Wawan langsung mendekapnya dan memelintir payudara siswi kesayangannya itu.

mmmhhh aaaaaaahh Meryana merasakan pijahan dan piliran di payudaranya.
Setelah beberapa lama Merryana disuruh untuk menghisap penis Pak Wawan. Merry yang sudah terbiasa, menghisap penis orang tua itu dengan sangat lahapnya.

sluuup,, mmh sluuup Merry erus menggerak gerakkan kepalana
aaaahhhh, hisapan kamu semakin bagus saja Merry puji Pak Wawan
Setelah dihisap kini gantian Pak Wawan membuat Merry berorgasme. Ia menyuruh siswinya itu duduk di sofa yang ada di kantornya itu. Sambil terus mengobokobok vagina Merry.

aaaah aaaah ya Bapak aaaaahh Merry sangat menikmatinya dan sambil menyandarkan tubuhnya di sofa sambil meremmerem seolah tak terbayangkan kenikmatannya. Setelah selesai mengeluarkan cairan orgasme, Ia disuruh menungging dan berpegangan diatas meja.

Langsung saja penis pak Wawan menghujam vagina yang sudah siap itu. Vagiana Merry, seolah sudah sangat hot dan sudah banyak mengeluarkan cairan orgasme sehingga saat disetubuhi kepala sekolahnya sampai mengelurkan suara.

Hampir setengah jam, dan bel istirahat pun telah terlewat, akhirnya Pak Sasongkko juga sudah mencapai batas langsung mengeluarkan spermanya ke dalam vagina Merry.ia pun sudah tidak takut kalau hamil karena ia sudah tahu celah yang tepat waktu kesuburannya serta ia juga mempunyai obat yang bisa menghentikan pertumbuhan embrio.

Setelah itu akhirnya ia masih ngosngosan tapi dari ekspresi wajahnya ia amatlah senang sekali. Lalu Pak Wawan tanpa pikir panjang langsung menandatangani proposal itu. Setelah itu ia keluar ruangan dan memberitahukan kepada temantemannya bahwa acara yang diselenggarakan pasti akan sukses.

Merry dan Pak Wawan sepertinya tidak mengetahui bahwa dari tadi mereka telah diintip oleh siswa lainya yang kebetulan lewat. Mereka mendengar suara aneh, langsung saja mereka curiga. Semua ruangan sudah ditutup akhirnya mereka mencari cara, dan hasilnya adalah ventilasi masih terbuka.

Mereka akhirnya bisa melihat aksi skandal itu, seolah sedang menonton video porno secara live. Tak ketinggalan mereka merekam kejadian tersebut dengan ponsel mereka. Anak anak yang memergoki hal itu adalah Pian, danag dan Doni.

Setelah berhasil merekam skandal itu mereka berunding, kali ini mereka mengajak temanteman yang lainnya yang hatinya pernah tersakiti oleh Merry, dan akhirnya sepakat untuk memberikan serangan belasan kepada gadis yang sombong itu.

Sepulang sekolah salah satu anak menuju ruang OSIS, anak itu adalah Pian. Di ruangan itu sudah ada Merry yang sedang mengetik sesuatu di notebooknya dan untungnya ia sedang sendirian.

permisi, gue boleh masuk gak Pianmenyapamereka
eh, siapa lo, emang ada apaan kata Merry
gue mau ngomong bentar sama lo Mer ujar Piandengan mata yang tajam karena yakin ia berani melawan.

emang lo mau ngomongin apaan Merry menanggapinya dengan nada yang sedikit cuek
gue mau ngomong soal, antara Lo sama Kepsek ujar Pianmasih berbasabasi
gue gak ngerti apa yangelo omongin Merry masih mencoba purapura
oh jadi gitu, gimana kalo gue buktiin aja sendiri kata Pian sambil menunjukkan video di handphonenya.

hah, tidaaaak, gak mungkin, elo!!! Merry sangat terkejut melihat vidio itu.
hmm gimana, lo pasti suka kan kalo semua orang tau, ternyata elo bisa dapet anggaran proposal dari hasil jadi pecun doang,, hahahaha Pian meledeknya
brengsek lo, pliss jangan sebarin tuh vidio Merry mulai merengak
udah gini aja, kamu selesaikan tugas kamu dulu, setelah itu gue tunggu elo diruang kelas gue, di XI IPS 1 ujarnya memberikan penawaran
emang mau ngapain..udah lo ntar bakal tau sendiri Pian membuat penasaran
udah ya gue cabut Pian meninggalkan ruangan.

Setelah selesai dengan tugas nya Merry langsung bergegas meninggalkan ruangan dan memakai tasnya sehinga nanti ia bisa langsung pulang. Ia langsung menuju ke kelas yang dimaksud Pian.

Ruang kelas itu terlihat sudah tutup tapi ia langsung membukanya. Sunguh sangat kaget ternyata di kelas itu sudah banyak anak yang datang. Bahkan salah satu di antara mereka telah memutar video di notebook mereka.

weits, selamat datang Merry sang ketua OSIS kita sambut mereka dengan tertawa jahat
kalian, apa yang kalian lakukan Merry kaget dengan tindakan mereka
lo kagak usah takut, mereka sudah tau semua kok kebusukan elo ujar Pian
gue kagak terima, cepat serahin vidio itu atau Merry mencoba menyerang mereka
atau apa,emang apa yang bisa lo lakuin, gue bakal sebarin tuh vidio ke semua anak Gerry mengancam balik.

mmm, pliss jangan lakui itu, gue mau bayar berapapun ke kalian ia mulai memelas
hahahahahahsemua anak di ruangan itu mulai tertawa
Merry hanya terdiam mendengartertawaan itu.

Tibatiba ada seorang anak langsung mendekap tubuhnya dan memerasmeras payudara Merry.

aaaaaahhhh, lepasin gue Merry berteriak
Merry, saat ini kita kagak butuh duit lo, kita cuman mau body lo aja ujar anak yang memegang tubuh Merry dan masih meremasremas payudaranya.
aaaaaah, elo kan? Merry kenal dengan anak itu
iya gue,Ricky yang pernah elo tolak, padahal waktu PDKT udah nurutin semua kemauan lo ujar Ricky mengingatkan masa lalunya.

Merry hanya terdiam dan merasa menyesal atas perbuatannya.
Merry, semua cowok disini adalah anakanak yang udah lo mainin perasaannya, termasuk Doni sahabat gue kata Pian
enggak, gue gak punya maksud.aaaaahhh Merry mencoba mengelak tetapi kini Ricky malah memelintir puting susunya.
udah diem lo dasar perek Ricky mengumpat

lo inget, gue juga pernah lo mainin ujar salah satu anak
enggaak plisss, gue minta maaf ia mulai memelas
udah terlambat pecun ujar anak itu sambil langsung meraih biir Merry dan mencumbunya
mmmmmmmmmhhhhhh suara Merry saat dicumbu
gue pengen tau memek lo udah basah ato belum ujaranak itu sambil memasukkan tanganya ke dalam rok Merry.

enggaaaaak lepasin gue, dasar brengsek kalian, gue bakal aduin lo pada ke Pak Wawan Merry mulai kesal
hahahahah mereka kembali tertawa kali ini lebih terkekehkekeh
Merry Merrry, jadi lo mau minta tolong sama Pak Kepsek ya, lihat orangnya ada di belakang ujar danag sambil menunjuk kebelakang
Merry terkejut karena ternyata satusatunya orang yang bisa menolongnya juga ada di sana.

bapak, tolong Merry Pak Merry memohon
mmm maaf Merry, jika video itu sampai tersebar, maka saya bisa dipecat, Bapak tidak bisa membantu kamu ujar Pak Wawan yang juga ketakutan.

udah lo udah kagak punya pilihan, sekarang lo harus nurutin apa kata kita, kalo nggak abis riwayat lo ancam Ricky yang masih meremas remas ayu dara Merry

Setelah terdiam cukup lama akhirnya Merry mengiyakan.
oke, gue ngerti lepasin gue Merry menghiyakan dan melepaskan diri dari dekapan Ricky
awas lo, kalo cobacoba lari kata danag mengancam
gue gak bakal lari, sekarang apa mau kalian Tanya Merry
tenang kita kagak bakal apaapain lo kok, kita cuman mau, lo cium semua cowok disini termasuk pak Wawan kata Pian memberikan perintah.

sejenak Merry memandang semua anak dan ternyata ada sembilan orang dan salah satunya adalah Pak Wawan
iya terserah apa elo, asal jangan sebarin tuh vidio Ia mulai memelas dan diam berdiri menunggu untuk di cumbu.

hahahahahah mereka tertawa lagi
Merry yang cantik, bukan kita yang akan cium elo, tapi elo yang harus samperin kita satu persatu ujar Pian sambil tersenyum licik.

Merry benarbenar terkejut karena ia harus mengantarkan bibir indahnya untuk diciumi lakilaki cabul. Iya pun menyanggupinya dan menuju ke salah satu anak yaitu Ricky dulu.
ayo sini manis Ricky menggodanya.
Merry yang sedikit takut mulai mengarahkan bibirnya kearah Rciky dan percumbuan pun terjadi.

mmmmmmhhhhh suara cumbuan Merry
haahh, bagus sekarang ke yang lain Suruh Ricky
Merry langsung menuju keanak yang lain yang juga anak yang pernah dia mainkan perasaannya.sekali lagi ia mencumbunya.
gimana enak mana, ciuman gue ato Ricky tanya anak itu.

Merry tidak menjawabnya karena pertanyaan itu relatifayo cepet jawab paksa anak itu
ciuman elo ia menjawab lirih
apaaa, masak ciuman gue kurang sih Ricky memprotes dan langsung meraih bibir Merrian lagi.

mmmmmmmmmhhhhh teriaknya saat dicumbu kali ini lebih lama cumbuannya
hah sekarang enak mana? tanya Ricky
plissss, jangan mainin gue kini Merrymulai menangis karena dipermainkan oleh anakanak itu
haha, terusin ciumannya suruh Ricky

Baca Juga : Nikmatnya Keperawanan Adik Kelas

Kini Merry menuju anak yang ketiga, tetapi anak itu tidak langsung mencumbunya.
Sebentar, gue mau elo memohon dulu ke gue suruh anak itu
tapi.. Merry mencoba mengelak
gak ada tapitapian cepet bilang, pliss gue minta ciuman lo, cepeet! paksa anak itu
Merry mengangguk dan mengatakan Pliss gue minta ciuman lo pinta Merry terpaksa
Ohhh so sweet, iya sayang ujar anak itu sembari menyambar bibir Merry.

hah, sekarang jawab, enak mana ciuman gue atau dua anak tadi? tanya anak itu
semuanya enak jawab Merry agar tidak dipermainkan lagi
hah, masak sama aja sih, ayo rasain lagi anak itu mencumbunya kembali
mmmmmmmmmmhhhhhhh kembali Merry berteriak dalam cumbuannya
gimana, sekarangtanya anak itu lagi.

Merry terdiam dan menutupi bibirnya dengan tangannya, sepertinya bibirnya sempet tergigit karena ciuman tadi begitu kasar.
cepet jawab! bentak anak itu
iya. ciuman lo paling enak Merry menjawab dengan air mata menetes di pipinya karena ia merasa dipermainkan.

hahaha, denger ciuman gue paling enak ternyata sob Ujar anak itu memancing temannyaaaaaah masa sih gimana kalo gue cium lagi kata anak yang sebelumnya
wahh gue kagak terima, masak ciuman gue kalah enak Ricky ikutikutan
sudaaaaaaaaahh hentikan,, ahahahah Merry menagis tersedusedu karena dari tadi dijadikan bulanbulanan.

sudahsudah lanjutin ke anak lainnya ujar anak yang ketiga menghibur Merry
Ciuman terus berlanjut bahkan Pak Wawanpun kebaian dan yang terakhir adalah Doni. Saat itulah Pian menghentikannya.

eiitsss, karna elo udah nyakitin perasaan dia karna bunganya udah lo buang, sekarang lo harus memohon ciuman dengan memberinya bunga ujar Pian mempermainkannya
tapi mana bunganya Merry bertanya
lu petik di taman depan kelas suruh Pian.

Akhirnya Mrriana mengambil setangkai bunga untuk diberikan pada Doni
sekarang lo harus memohon sambil berlutut dan gak usah ngelawan ato lo mau dimainin lagi ancam Pian.

Karena takut akhirnya berlutut dan menyodorkan bunga pada Doni dan memohon ciuman.
Doni, plissss gue minta ciuman lo Merry memohon pada Doni si anak cupu dan itu benarbenar suatu penghinaan baginya.

Sebentar sebentar gue mau foto dulu, ini bakal jadi momen terindah sepanjang sejarah, sang ketua OSIS memohon ciuman pada anak cupu ujar danag sambil mengambil ponsel dengan kamera resolusi tingginya
hahahahahahah semua anak tertawa melihat adegan itu dan merasa dendam mereka terbalaskan

Merry hanya bisa tertunduk malu atas apa yang terjadi pada dirinya. Doni langsung menerima bunga itu dan mengangkat Merry berdiri dan langsung mencumbbunya. Temantemannya langsung memotret momen yang indah bagi mereka dan memalukan bagi Merry itu.

sudah, sekarang kalian puas Merry kesal
Mereka tertawa setelah mengerjai Merry habishabisan.
Sekarang gue mau pulang Merry bersiap untukpulang
eiits, lo masih punya tanggungan, lo harus layanin kita dulu ujar Ricky
enggaaak, jangaaaaaaaan Merry berteriak karena tangganya sudah dikunci oleh seorang anak.

Akhirnya semua akan melucuti pakian Merry satu persatu mulai dari membuka kancing kemeja puthnya tanpa melepas dasinya, menarik branya hingga putus, melepaskan rok putih motif kotakkotaknya. Dan merobek celana dalamnya.

Sehinga kini Merry bugil dengan kemaja putih yang terbuka tapi masih ada dasi yang diselempangkan ke belakangnya dan kaos kaki putih panjang yang menutupi betisnya dan spatu kets warna hitam putih. Satu persatu anak menghisap putting susu Merry dan satunya meng obokobok vaginanya.

aaaaaaaaah aaaaaaaaaaaaah aaaaaaah Merry berteriak area sensitifnya diserang oleh mereka bahkan ada yang menggigit putting susunya.
Aaaaaaaah aaaaaaaaah teriakan dan tangisannya menderu di penjuru kelas
Tak ada satu pun yang tahu kejadian ini, penjaga sekolah pun sudah pulang karena ini hari sabtu.

Setelah selesai membuat Merry orgasme maka anak yang dari tadi mengunci tangan Merry langsung menundukkan badan Merry ke meja dan menindihnya. Kini ia bersiap untuk memperkosa ketua OSIS yang telah menjadi idola tersebut.

aaaaaaahhhhhhhhhhhh, hentikaaaaaaaaaann teriak Merry karena penis anak itu telah menghujam vaginanya
Anak itu terus memompa penisnya ke dalam vagina Merry.
ah ah ah aha tampaknya Merry mulai menikmati hal itu
lo benerbener pecun, lo seneng kan dikimpoin kata anak itu
Merry diam saja dan masih mendesah merasakan hujaman dari penis anak yang tak ia kenal itu.

Merry, enak mana kimpoi sama gue atau sama Pak Wawan? tanya anak itu sambil terus memompa penisnya
mmmm aaaaaah aaaah aaaaah Merry tidak menjawabnya dan masih menikmati persengamaannya
jawab perek paksa anak itu sambil menjambak rambutnya
aaaaaaaaaaaah, masih enak Pak Wawan jawabnya terpaksa dan tidak enak bila dia tidak menghormati Kepala Sekolahnya.

oh jadi gitu kalau begitu cobain nih Anak itu malah mempercepat gesekannya agar membuat vagina Merry kepasanasan
aaaaaaaaaaah aaaaaaaaaaah hentikaaaaaaaaaan aaaaaaaaaah plisssssss pelanpelaaaaaaaaaan aaaaaaaaaaaaaah Merry berteriak karena vaginanya terasa seperti terbakar.

aaaaaaaah aaaaaaaaaaah aaaaaaah iya punya lo, aaaaaaaaah punya lo juga aaaaaaaaaaaaa Merry mengiyakan sambil kesakitan tapi tangannya dipegangi oleh anak itu
jawab yang bener, yang paling enak punya siapa!sentak anak itu lagi
iyaaaaaa punya elo yang paling enaaaaaaaaaak,, aaaaaaaaaaaaaah Merry menangis lagi dengan keras
bagus, penis gue memang hot, hahahaha kata anak itu dengan tertawa

Merry hanya bisa melihat Pak Wawan dan merasa tidak enak dengan beliau.
sekarang rasain ini anak itu bersiap mengeluarkan spermanya
aaaaaaaaaah jangaaaaaaaan , jangaaaaaaaaaan di dalaaaaaaaam Merrian berontakcrooooooooot terlambat sperma sudah masuk di dalam vaginanya
aha aha ahaha Merry menangis karena rahimnya sudah terkena sperma milikorang yang tak ia kenal.

eh sob ada yang bawa tisu gak? tanya anak itu
kagak ada, pakai ini aja kata salah satu anak sambil melemparkan rok putih motif kotakkotak
jangaaaaaaaan, jangan rok gue Merrian merengak
udah, diem aja lo kata anak itu sambil mengusap sisasisa sperma yang ada di penisnya dengan rok Merry.

Sekarang giliran gue ujar salah satu anak yang juga pernah disakiti oleh Merry
Masih dalam posisi seperti tadi tapi kini ada sesorang lagi yang juga memasukkan penisnya tapi kini ke mulut Merry.

mmmmh mmmmmmmmmh suara desahan Merry hanya terdengar seperti itu saja
Setelah beberapa lama salah satu di antara mereka mengeluarkan spermanya.yang lebih dulu adalah yang dari vaginanya tapi ia tidak mengeluarkan di dalam dan menyemprotkan di pinggul Merry.

ahhhhh desah anak itu
sini gue bersihin pantat elo ia mengusap sperma yang ada di pinggulnya dengan rok itu tadi
mmmmphhhhh Merry hanya bisa berkata seprti itu karena mulutnya masih mengulum penis.

croooooooooot sperma anak yang di depan masuk ke dalam mulutnya dan mencapai tenggorokannya. Mulutnya seperti ada cairan lengket yang menjijikkan sehingga ia mau memuntahkkannya tetapi mulutnya keburu dibungkam.

minum tuh gue, minum ato gue tabok lopaksa anak itu
Ia hanya bisa pasrah dan meneguk cairan menjijikkan itu ke dalam tenggorokannya.

Selanjutnya ia digilir kembali kali ini dalam keadaan telantang di atas meja.
aaaah aaaaaahMerry hanya bisa mendesah
eh pecun enakan mana penis gue ato anak anak tadi tanya anak yang sedang menyetubuhinya
mmmmmmmmaaaaaahhh enakan punya elo Merry menjawab iaya saja karena pasti akan di apa apakan lagi.

haaaah, masak kontol gue masih kurang sih kata anak yang sebelumnya
Yang lain pun juga ikut ikutan, akhirnya mereka menunggunya sampai mereka selesai.

Setelah selesai ketiga anak itu duduk berjajar di atas meja panjang sekolah. Dan masing masing mengelurkan penisnya.

sekarang jilat nih kontol, coba rasain mana yang paling enak suruh mereka
aaaaahh gak mungkin gue. Tolaknya
ah kebanyakan cingcong lo cepat! mereka membentak lagi.

Akhirnya ia tepaksa menjilati penis mereka satu persatu.
sekarang jawab mana yang paling enak tanya mereka lagi
mmm, gak mungkin gue gak ngerti Merry tidak bisa menjawab
jawab gitu aja gak bisa, cepet jawab mereka membentak lagi
Akhirnya Merry harus memilih diantara mereka, dengan melirik kearah mereka satu persatu.

Punya lo yang paling enak sambil menunjuk anak yang di samping kiri
wah masak sih sini anak yang ditengah menarik kepala Merry untuk mengemut penisnya lagi.

mmmmpppppppppphhhh suara Merry memberotak
Belum selesai yang di samping kanan juga menariknya lagi.
mmmmmmmppppp teriaknya lagi
oke sekarang lo pilih mana yang paling enak tanya mereka lagi.

Karena merasa leleh dipermainkan iyapun menangis lagi kali ini lebih keras.
ahahahah, sudah hentikan, ahahahaha Merry menagis tersedusedu
Mendengar tangisannya anak yang lain mengangkatnya dan menyetubuhinya lagi di atas bangku.

Kali ini dalam posisi dipangku. Akhirnya semua anak telah mendapatkan giliran. Kini Merry duduk bersandarkan tembok dalam kondisi telanjang dan hanya mengenakan kaos kaki panjangnya dan sepetu kets.

eh sob, gue punya cara buat ngeluarin pejuh kalian yang udah masuk tadi kata salah sau anak
gimana? gimana? anakanak lain penasaran
sini, lo pegangin tangan dan kakinya suruh anak itu
Mereka lalu memegangi kedua tangan dan mengangkat selangkangan Merry agar vaginanya terbuka.

nih liyatin cara gue ujar anak itu sambil mulai melakukan sesuatu
Ia menyentuh putting susu Merry dengan jari telunjuknya
aaaaahhh Merry terangsang
Lalu anak itu menarik telunjuknya hingga kebawah dan tetap menekannya.

Ia menariknya hinga sampai ke vagina Meriiana. Setelah itu kelima jarinya langsung dimasukkan vaginanya yang sudah penuh denan spermas dan mengobok obok vagina itu.
aaaaaaaahhh, aaaaaaaaaaaaaahh, hentikan rintihnya kehabisan tenaga.

Anak itu terus mengocok dan mempercepat gerakannya hingga beberapa menit kemudian ia melepaskannya. Semua sperma mengalir seperti banjir bandang bahkan keluar juga urin Merry. Langsung saja mereka menadahi cairan kotor itu dengan kemeja putih milik Merry bahkan mereka mengusapkannya.

Merry tidak bisa berkutik melihat bajunya dikotori oleh cairan menjijikkan itu. Setelah selesai mereka mengucapkan katakata perpisahan.
ini bukan akhir dari lo, tapi ini awal dari kehancuran lo ancam mereka
Merry tahu bahwa mereka pasti akan memperbudaknya lagi dan membuatnya harus melakukan apa kemauan mereka.

ayo cabut sob ujar danag
Akhirnya mereka meninggalkan Merry di dalam kelas dalam posisi duduk bersandar di tembok dengan baju kemeja putih yang menutupi vaginanya dan entah roknya sudah menghilang entah kemana.

Nikmatnya Keperawanan Adik Kelas

Cerita Bikin Sange
Cerita Bikin Sange

Cerita Bikin Sange - Nama saya danny. Saya seorang mahasiswa di suatu universitas swasta yang cukup terkenal di Bandung. Suatu hari menjelang ujian akhir semester, saya diajak oleh adik kelasku untuk belajar bersama. Aku menerima saja, karena dari dulu semenjak ia masuk ke jurusanku, aku memang sudah ingin jadi pacarnya.

Perawakannya cukup cantik, dengan tubuh yang ramping terawat, dan tentunya kulit yang putih karena ia keturunan Cina. Mira namanya. Begitu Mira mengajakku, tentu saja kujawab, “Mau..” “Jam berapa?” tanyaku. “Jam 3 sore, di rumahku, jangan terlambat soalnya nanti nggak selesai belajarnya”, jawabnya. Wah, kesempatan nih, pikirku. Setahuku, ia tinggal berdua saja dengan pembantunya karena ayah dan ibunya yang sibuk mencari nafkah di luar pulau Jawa.

Pulang kuliah, aku langsung bergegas pulang, karena kulihat sudah jam 14:30 WIB. Dengan cepat kumasukkan buku yang sekiranya akan dipakai ke dalam tas, karena takut terlambat. Sesampainya di rumah Mira, aku langsung memencet bel yang ada di gerbang depan rumahnya, rumahnya tidak terlalu besar, tapi cukup nyaman kelihatannya. Sempat aku bertanya, kok rumahnya sepi banget. Kalau begitu berarti bonyoknya lagi pada pergi, jawabku dalam hati.

Tak lama setelah itu, Mira keluar membukakan pintu. Aku cukup kaget dengan penampilannya yang menarik, kali ini dia memakai kaos yang cukup ketat dan celana pendek ketat. Dia tersenyum lebar padaku, sambil mempersilakan aku masuk. Ketika masuk, aku merasakan rumahnya benar-benar sepi. “Langsung saja kita ke ruang tengah, yuk!” ajaknya.

Sesampainya di ruang tengah, aku langsung duduk di karpet karena tidak ada sofa. Ruang tengahnya didesain ala Jepang dengan meja Jepang yang pendek yang disertai rak majalah di bawahnya.

“Tunggu yah, aku mau mandi dulu”, katanya, “Habis keringatan abis senam nih!” Ternyata aku baru tahu kalau badannya bagus karena ia sering senam. “Kamu mulai aja dulu, nanti terangin ke aku yah”, katanya. “Kalo mau minum, ambil aja sendiri, soalnya pembantuku sedang sakit, dia lagi tiduran di kamarnya.”

Cukup lama aku belajar sambil menunggunya dan akhirnya aku bosan dan melihat-lihat majalah yang ada di bawah meja di depanku. Kulihat semuanya majalah wanita, mulai dari kawanku, kosmo, dan majalah wanita berbahasa jepang. Tanpa sengaja, ketika kulihat-lihat kutemukan sebuah majalah yang berisikan foto cowok bugil dengan otot-otot yang bagus di tengah majalah bahasa jepang itu. Aku sempat kaget melihatnya. Bersamaan dengan itu, ia keluar dari kamar mandi yang letaknya di sudut kamar tengah di mana aku duduk. Dia keluar memakai kimono kain handuk putih. Karena keasyikan, aku tidak sadar kalau dia mendekatiku. Kupikir dia pasti masuk ke kamarnya untuk berpakaian terlebih dahulu. Aku sempat grogi, karena aku belum pernah didekati oleh wanita yang hanya menggunakan baju mandi, karena di rumahku tidak ada saudara perempuan, jadi aku merasa tidak biasa.

“Ih, kamu, disuruh belajar malah liat-liat yang aneh-aneh.”
“Ini mah nggak aneh atuh”, kataku, “Aku juga punya, dan badanku juga kayak gini loh!” bisikku sambil menunjuk ke salah satu model cowok di majalah tersebut.
Aku memang sudah ikutan fitness sejak kelas 2 SMU, tak heran kalau aku lebih terkenal karena badanku yang bagus dibanding kegantenganku.
“Ah, masa?” katanya, “Gua nggak percaya ah.”
“Kamu kok tahan sih liat-liat kaya beginian?” tanyaku.
“Mana ada yang tahan sih?” balasnya.
“Tadi lagi nunggu kamu dateng ke sini saja aku sempet liat-liat dulu majalah itu lho! Jadi kamu tau khan, kenapa saya lama mandinya?” jawabnya sambil tersenyum mesum.
“Ihh, kamu ini!” balasku, “Ternyata suka juga ya sama yang gituan.”
“Iya dong, tapi, danny katanya kalo maen langsung lebih enak ya dibanding masturbasi?” tanyanya. Saya sempat kaget ketika dia tanya hal yang begitu dalamnya.

“Kata kamu, kamu mirip ama yang di foto majalah itu, buktiin dong.”
Wah, kupikir ini cewek sudah horny banget. Aku sempat grogi untuk kedua kalinya, aku cuma bisa tersenyum.
“Iya sih katanya, tapi khan…”
Belum selesai aku bicara, dia langsung mencium bibirku.
“danny, tau nggak kalo aku tuh sebetulnya udah seneng banget ama kamu semenjak aku ketemu kamu”, bisiknya sambil mencium bibirku. Aku kaget dan responku cuma bisa menerima saja, soalnya enak sih rasanya. Terus terang aku belum pernah dicium oleh cewek sampai seenak itu, dia benar-benar ahli.

Tanpa sadar, posisinya sudah berada di atas pangkuanku dengan paha yang menjepit perutku. Sambil menciuminya, kuelus-elus pahanya dari atas ke bawah, dan dia mendesah, “Akh… enak sekali!” Kuteruskan aksiku sampai ke kemaluannya, kuraba klitorisnya, dan kugosok-gosok. Desahannya semakin keras, dan tiba-tiba dia berhenti. “Wah, kok berhenti?” aku bertanya dalam hatiku. Langsung saja kubisikkan padanya bahwa aku juga betul-betul menginginkannya jadi pacarku sejak awal bertemu. “Lalu mengapa kamu nggak bilang ama aku?” tanyanya. “Karena aku takut kalau perasaan kita berbeda”, jawabku. Dia sempat terdiam sejenak.

Baca Juga : Ibu Guru Yang di Gangbang

Langsung timbul pikiran kotorku. “Udah tanggung nih”, pikirku. Batang kemaluanku betul-betul sudah bedenyut-denyut sejak tadi. Langsung saja kubuka baju mandinya, dan kukulum dan kuhisap buah dadanya. Dia menerima saja, malah merasa keenakan, hal ini terlihat dari ekspresi wajahnya. Putingnya menjadi mengeras dan tak lama kemudian, dia mendesah, “Aakh…” saat kupegang liang kewanitaannya yang mulai basah.

Aku semakin terangsang, batang kemaluanku benar-benar sakit rasanya. “Sayang, boleh kan kalau aku menjilati lubang keramatmu?” Dia mengangguk tanda setuju. Langsung saja kujilati liang kewanitaannya terutama daerah klitorisnya. Lumayan lama aku menjilatinya sampai aku merasa mulutku kering sekali. Akhirnya dia mendesah panjang, “Aakhhh… aku mau keluar danny…” Terlihat cairan putih keluar dari liang senggamanya, baunya amat merangsang dan rasanya jauh lebih merangsang lagi.

“danny, maen beneran yuk?” ajaknya.
“Wah, gila juga nih cewek”, pikirku.
Karena batang kemaluanku sudah sakitnya bukan main, langsung saja aku iyakan. Lalu kubuka semua baju dan celanaku. Kubaringkan dia di lantai berkarpet, dan kulipat kakinya, kunaikkan ke bahuku, dan mulai kumasukkan batang kemaluanku yang sudah tegak itu. Sempit sekali, hampir tidak bisa jalan. Kutekan lebih keras. Dia menjerit kesakitan, “Stop danny, sakit tau.” Aku tidak menghiraukannya dan terus menekan batang kemaluanku sampai rasanya kepala batang kemaluanku menabrak sesuatu. Lalu aku mulai memaju-mundurkan badanku ke depan dan ke belakang.

Mira mulai merasa enak, dia sudah tidak menjerit lagi.
“Tuh enak kan”, kataku.
“Iyah”, jawabnya, “Bener! enak sekali.. lebih cepet dong danny.”
Kupercepat permainanku, dan dia mendesah, “Ah.. ah.. ah..” karena merasa nikmat. Lama juga aku mengocoknya.
Tak lama kemudian, “danny.. aku mau keluar lagi.”
“Sama”, balasku.
“Sedikit lagi, danny… Aakkhhh… enak sekali danny”, bersamaan dengan itu, aku pun keluar dan kukeluarkan seluruh spermaku di dalam liang kewanitaannya. Batang kemaluanku terasa hangat dan nikmat bercampur jadi satu. Kutarik batang kemaluanku keluar dan kulihat tetesan darah di karpet. Aku sempat kaget, berarti dia masih perawan. Aku sempat merasa senang banget waktu itu.

Mira bangun dan dia kaget saat melihat batang kemaluanku yang cukup besar, panjang 15,5 cm diameter 3,5 cm. Langsung dia kulum batang kemaluanku, yang sudah mau tidur lagi. Begitu dikulum, batang kemaluanku berdiri lagi karena enaknya. Dia mainkan lidahnya di kepala batang kemaluanku dan menjilat seluruh bagian batang kemaluanku sampai masuk semua, sampai akhirnya aku merasa ada dorongan yang kuat pada batang kemaluanku dan, “Creeet.. creeet.. creet..” spermaku keluar, dia hisap dan sebagian muncrat ke wajahnya. “Hmmm.. enak sekali danny”, terlihat ekspresi wajahnya yang senang.

Kami pun kelelahan, dan berbaring bersama di ruang tengah sambil berpelukan dan mengucapkan kata-kata sayang. Tanpa terasa waktu sudah jam 6 sore. Kami mandi bersama, dan setelah itu kami makan malam bersama. Aku disuruhnya menginap, karena malammya kita mau mempraktekkan jurus yang lain katanya. Aku mengiyakan saja. Lalu kutelepon ke rumah dan bilang bahwa aku malam ini mau menginap di rumah teman, aku tidak bilang itu rumah Mira, karena sudah pasti tidak boleh.

Begitu selesai, kita sempat tertawa bersama karena kita tidak belajar malah bermain seks. Tapi tidak masalah sekalian buat penyegaran menuju ujian. Dia balas dengan senyum. Karena kehabisan pembicaraan, akhirnya kami mulai terangsang lagi untuk berciuman. Kali ini aksinya lebih gila. Sambil berciuman kami saling membuka baju. Sampai tidak ada satu benang pun menempel di badan kita. Lalu di bicara, “danny, kita ke kamarku yuk, biar lebih asyik.” Kugendong dia ke dalam kamarnya, dan kita lanjutkan lagi dengan berciuman. Tak lama kemudian kupegang liang kewanitaannya, sudah basah ternyata. Langsung saja kubalikkan badannya dan kumasukkan batang kemaluanku dari belakang. Kali tidak sulit. Dia mendesah enak ketika kumainkan batang kemaluanku di lubang senggamanya. Kumainkan terus sampai aku dan dia mau keluar.

“Akkhhh…” kami berdua sama-sama keluar, kukeluarkan spermaku di luar, karena takut dia hamil. Tenyata Mira belum puas, dia membaringkan tubuhku di kasurnya. Dia langsung berdiri di atas tubuhku dan mulai memasukkan batang kemaluanku ke dalam liang senggamanya. “Ahhhh.. ” desahnya, “Gini lebih enak danny..”

Aku benar-benar lemas tapi karena permainannya yang begitu hebat, aku sampai lupa. Dia teruskan sampai spermaku keluar, cuma sedikit kali ini, tidak seperti sebelumnya. “danny dikit lagi juga aku keluar”, bisiknya tertahan sambil menaik-turunkan tubuhnya di atas badanku. Akhirnya dia keluar juga. Batang kemaluanku terasa pegal sekali, badanku benar-benar lemas. Dia juga terlihat lemas sekali. Kami tertidur lelap sampai pagi di kasurnya sambil berpelukan dengan tidak berpakaian karena pakaian kami tertinggal di ruang tengah dan malas mengambilnya karena sudah capek.

Besok paginya, kami bangun bersama, mandi bersama, sarapan dan pergi ke kampus sama-sama. Semenjak itu kamipun sering belajar bersama, walaupun ujung-ujungnya berakhir di kasur airnya yang empuk. Tapi aku jarang menginap, karena takut orang tuaku curiga, ini cuma rahasia kita berdua.

Jumat, 01 Februari 2019

Cerita Bikin Sange
Cerita Bikin Sange

Cerita Bikin Sange - Manda adalah seorang guru sejarah di smu. Umurnya 30 tahun, cerai tanpa anak. Kata orang dia mirip Demi Moore di film Striptease. Tinggi 170, 50 kg, dan 36B. Semua murid-muridnya, terutama yang laki-laki pengin banget melihat tubuh polosnya.
Suatu hari Manda terpaksa harus memanggil salah satu muridnya ke rumahnya, untuk ulangan susulan. Si Tora harus mengulang karena ia kedapatan menyontek di kelas. Tora juga terkenal karena kekekaran tubuhnya, maklum dia sudah sejak SD bergulat dengan olah raga beladiri, karenanya ia harus menjaga kebugaran tubuhnya.

Bagi Manda, kedatangan Tora ke rumahnya juga merupakan suatu kebetulan. Ia juga diam-diam naksir dengan anak itu. Karenanya ia bermaksud memberi anak itu ‘pelajaran’ tambahan di Minggu siang ini.”Sudah selesai Tora?”, Manda masuk kembali ke ruang tamu setelah meninggalkan Tora selama satu jam untuk mengerjakan soal-soal yang diberikannya.”Hampir bu””Kalau sudah nanti masuk ke ruang tengah ya saya tinggal ke belakang..””Iya..””Bu Manda, Saya sudah selesai”, Tora masuk ke ruang tengah sambil membawapekerjaannya.”Ibu dimana?””Ada di kamar.., Tora sebentar ya”, Manda berusaha membetulkan t-shirtnya. Ia sengaja mencopot BH-nya untuk merangsang muridnya itu. Di balik kaus longgarnya itu bentuk payudaranya terlihat jelas, terlebih lagi puting susunya yang menyembul.

Begitu ia keluar, mata Tora nyaris copot karena melotot, melihat tubuh gurunya. Manda membiarkan rambut panjangnya tergerai bebas, tidak seperti biasanya saat ia tampil di muka murid-muridnya.”Kenapa ayo duduk dulu, Ibu periksa..”Muka Tora merah karena malu, karena Manda tersenyum saat pandangannya terarah ke buah dadanya.”Bagus bagus…, Kamu bisa gitu kok pakai menyontek segala..?””Maaf Bu, hari itu saya lupa untuk belajar..””oo…, begitu to?””Tora kamu mau menolong saya?”, Manda merapatkan duduknya di karpet ke tubuh muridnya.”Apa Ibu?”, tubuh Tora bergetar ketika tangan gurunya itu merangkul dirinya, sementara tangan Manda yang satu mengusap-uasap daerah ‘vital’ nya.”Tolong Ibu ya…, dan janji jangan bocorkan pada siapa–siapa”.”Tapi tapi…, Saya”.”Kenapa?, oo…, kamu masih perawan ya?”.Muka Tora langsung saja merah mendengar perkataan Manda”Iya””Nggak apa-apa”, Ibu bimbing ya.

Manda kemudian duduk di pangkuan Tora. Bibir keduanya kemudian saling berpagutan, Manda yang agresif karena haus akan kehangatan dan Tora yang menurut saja ketika tubuh hangat gurunya menekan ke dadanya. Ia bisa merasakan puting susu Manda yang mengeras. Lidah Manda menjelajahi mulut Tora, mencari lidahnya untuk kemudian saling berpagutan bagai ular.

Baca Juga: Perkasanya Papa Tiriku


Setelah puas, Manda kemudian berdiri di depan muridnya yang masih melongo. Satu demi satu pakaiannya berjatuhan ke lantai. Tubuhnya yang polos seakan akan menantang untuk diberi kehangatan oleh perjaka yang juga muridnya ini.”Lepaskan pakaiannmu Tora”, Manda berkata sambil merebahkan dirinya di karpet. Rambut panjangnya tergerai bagai sutera ditindihi tubuhnya.”Ahh cepat Tora”, Manda mendesah tidak sabar.

Tora kemudian berlutut di samping gurunya. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Pengetahuannya tentang seks hanya di dapatnya dari buku dan video saja.”Tora…, letakkan tanganmu di dada Ibu”,Dengan gemetar Tora meletakkan tangannya di dada Manda yang turun naik. Tangannya kemudian dibimbing untuk meremas-remas payudara Manda yang moTork itu.”Oohh…, enakk…, begitu caranya…, remas pelan-pelan, rasakan putingnya menegang..” Dengan semangat Tora melakukan apa yang gurunya katakan.”Ibu…, Boleh saya hisap susu Ibu?”.Manda tersenyum mendengar pertanyaan muridnya, yang berkata sambil menunduk, “Boleh…, lakukan apa yang kamu suka”.

Tubuh Manda menegang ketika merasakan jilatan dan hisapan mulut pemuda itu di susunya. Perasaan yang ia pernah rasakan 3 tahun lalu saat ia masih bersama suaminya.”Oohh…, jilat terus sayang…, ohh”, Tangan Manda mendekap erat kepala Tora ke payudaranya.

Tora semakin buas menjilati puting susu gurunya tersebut, mulutnya tanpa ia sadari menimbulkan bunyi yang nyaring. Hisapan Tora makin keras, bahkan tanpa ia sadari ia gigit-gigit ringan puting gurunya tersebut.”mm…, nakal kamu”, Manda tersenyum merasakan tingkah muridnya itu.”Sekarang coba kamu lihat daerah bawah pusar Ibu”.Tora menurut saja. Duduk diantara kaki Manda yang membuka lebar. Manda kemudian menyandarkan punggungya pada dinding di belakangnya.”Coba kamu rasakan”, ia membimbing telunjuk Tora memasuki vaginanya.”Hangat Bu..”Bisa kamu rasakan ada semacam pentil…?””Iya..””Itu yang dinamakan kelentit, itu adalah titik peka cewek juga. Coba kamu gosok-gosok”Pelan-pelan jari Tora mengusap-usap clitoris yang mulai menyembul itu.”Terus…, oohh…, ya…, gosok…, gosok”, Manda mengerinjal-gerinjal keenakan ketika clitorisnya digosok-gosok oleh Tora.”Kalo diginiin nikmat ya Bu?”, Tora tersenyum sambil terus menggosok-gosok jarinya.”Oohh…, Torao…, mm”, tubuh Rini telah basah oleh peluh, pikirannya serasa di awang-awang, sementara bibirnya merintih-rintih keenakan.

Tangan Tora semakin berani mempermainkan clitoris gurunya yang makin bergelora dirangsang birahi. Nafasnya yang semakin memburu pertanda pertahanan gurunya akan segera jebol.”Ooaahh…, AMandaro”, Tangan Manda mencengkeram pundak muridnya, sementara tubuhnya menegang dan otot-otot kewanitaannya menegang. Matanya terpejam sesaat, menikmati kenikmatan yang telah lama tidak dirasakannya.”Hmm…, kamu lihai Tora…, Sekarang…, coba kamu berbaring”.Tora menurut saja. Penisnya segera menegang ketika merasakan tangan lembut gurunya.”Wah…, wahh.., besar sekali”, tangan Manda segera mengusap-usap penis yang telah mengeras tersebut.

Segera saja benda panjang dan berdenyut-denyut itu masuk ke mulut Manda. Ia segera menjilati penis muridnya itu dengan penuh semangat. Kepala penis muridnya itu dihisapnya keras-keras, sehingga Tora merintih keenakan.”Ahh…, enakk…,enakk”, Tora tanpa sadar menyodok-nyodokkan pinggulnya untuk semakin menekan penisnya makin ke dalam kuluman Manda. Gerakannya makin cepat seiring semakin kerasnya hisapan Manda.”oohh Ibu…, Ibbuu”Muncratlah cairan mani Tora di dalam mulut Manda, yang segera menjilati cairan itu hingga tuntas.”Hmm…, manis rasanya Tora”, Manda masih tetap menjilati penis muridnya yang masih tegak.”Sebentar ya aku mau minum dulu”.

Ketika Manda sedang membelakangi muridnya sambil menenggak es teh dari kulkas. Tiba-tiba ia merasakan seseorang mendekapnya dari belakang.”Tora…, biar Ibu minum dulu”.”Tidak…, nikmati saja ini”, Tora yang masih tegang berat mendorong Manda ke kulkas.Gelas yang dipegang Manda jatuh, untungnya tidak pecah. Tangan Manda kini menopang tubuhnya ke permukaan pintu kulkas.”Ibu…, sekarang!””Ahhkk”, Manda berteriak, saat Tora menyodokkan penisnya dengan keras ke liang vaginanya dari belakang. Dalam hatinya ia sangat menikmati hal ini, pemuda yang tadinya pasif berubah menjadi liar.”Torao…, enakk…, ohh…, ohh”. Tubuh Manda bagai tanpa tenaga menikmati kenikmatan yang tiada taranya. Tangan Tora satu menyangga tubuhnya, sementara yang lain meremas payudaranya. Dan penisnya yang keras melumat liang vaginanya.”Ibu menikmati ini khan”, bisik Tora di telinganya”Ahh…, hh”, Manda hanya merintih, setiap merasakan sodokan keras dari belakang.”Jawab…, Ibu”, dengan keras Tora mengulangi sodokannya.”Ahh…,iyaa””Tora…, Tora jangann…, di dal.. La” belum sempat ia meneruskan kalimatnya, Manda telah merasakan cairan hangat di liang vaginanya menyemprot keras. Kepalang basah ia kemudian menyodokkan keras pinggulnya.”Uuhgghh”, penis Tora yang berlepotan mani itupun amblas lagi ke dalam liang Manda.”Ahh”.

Kedua insan itupun tergolek lemas menikmati apa yang baru saja mereka rasakan.

Setelah kejadian dengan Tora, Manda masih sering bertemu dengannya guna mengulangi lagi perbuatan mereka. Namun yang mengganjal hati Manda adalah jika Tora kemudian membocorkan hal ini ke teman-temannya.

Ketika Manda berjalan menuju mobilnya seusai sekolah bubar, perhatiannya tertumbuk pada seorang muridnya yang duduk di sepeda motor di samping mobilnya, katakanlah dia Wandi. Ia berbeda dengan Tora, anaknya agak pembuat onar jika di kelas, kekar dan nakal. Hatinya agak tidak enak melihat situasi ini.”Bu Manda salam dari Tora”, Wandi melemparkan senyum sambil duduk di sepeda motornya.”Terima kasih, boleh saya masuk”, Ia harus berkata begitu karena sepeda motor Wandi menghalangi pintu mobilnya.”Boleh…, boleh Bu saya juga ingin pelajaran tambahan seperti Tora.”Langkah Manda terhenti seketika. Namun otaknya masih berfungsi normal, meskupun sempat kaget.”Kamu kan nilainya bagus, nggak ada masalah kan..”, sambil duduk di balik kemudi.”Ada sedikit sih kalau Ibu nggak bisa mungkin kepala guru bisa membantu saya, sekaligus melaporkan pelajaran Tora”, Wandi tersenyum penuh kemenangan.”Apa hubungannya?”, Keringat mulai menetes di dahi Manda.”Sudahlah kita sama-sama tahu Bu. Saya jamin pasti puas”.

Tanpa menghiraukan omongan muridnya, Manda langsung menjalankan mobilnya ke rumahnya. Namun ia sempat mengamati bahwa muridnya itu mengikutinya terus hingga ia menikung untuk masuk kompleks perumahan.Setelah mandi air hangat, ia bermaksud menoTorn TV di ruang tengah. Namun ketika ia hendak duduk pintu depan diketuk oleh seseorang. Manda segera menuju pintu itu, ia mengira Tora yang datang. Ternyata ketika dibuka”Wandi! Kenapa kamu ngikuutin saya!”, Manda agak jengkel dengan muridnya ini.”Boleh saya masuk?”.”Tidak!”.”Apa guru-guru perlu tahu rahasiamu?”.”!!”dengan geram ia mempersilakan Wandi masuk.”Enak ya rumahnya, Bu”, dengan santainya ia duduk di dekat TV. “Pantas aja Tora senang di sini”.”Apa hubunganmu dengan Tora?, Itu urusan kami berdua”, dengan ketus Manda bertanya.”Dia teman dekat saya. Tidak ada rahasia diantara kami berdua”.”Jadi artinya”, Kali ini Manda benar-benar kehabisan akal. Tidak tahu harus berbuat apa.”Bu, kalo saya mau melayani Ibu lebih baik dari Tora, mau?”, Wandi bangkit dari duduknya dan berdiri di depan Manda.Manda masih belum bisa menjawab pertanyaan muridnya itu. Tubuhnya panas dingin.

Belum sempat ia menjawab, Wandi telah membuka ritsluiting celananya. Dan setelah beberapa saat penisnya meyembul dan telah berada di hadapannya.”Bagaimana Bu, lebih besar dari Tora khan?”.Wandi ternyata lebih agresif dari Tora, dengan satu gerakan meraih kepala Manda dan memasukkan penisnya ke mulut Manda.”Mmpfpphh”.”Ahh yaa…, memang Ibu pandai dalam hal ini. Nikmati saja Bu…, nikmat kok”Rupanya nafsu menguasai diri Manda, menikmati penis yang besar di dalam mulutnya, ia segera mengulumnya bagai permen. Dijilatinya kepala penis pemuda itu dengan semangat. Kontan saja Wandi merintih keenakan.”Aduhh…, nikmat sekali Bu oohh”, Wandi menyodok-nyodokkan penisnya ke dalam mulut Manda, sementara tangannya meremas-remas rambut ibu gurunya itu. Manda merasakan penis yang diisapnya berdenyut-denyut. Rupanya Wandi sudah hendak keluar.”oohh…, Ibu enakk…, enakk…, aahh”.Cairan mani Wandi muncrat di mulut Manda, yang segera menelannya. Dijilatinya penis yang berlepotan itu hingga bersih. Kemudian ia berdiri.”Sudahh…, sudah selesai kamu bisa pulang”, Namun Manda tidak bisa memungkiri perasaannya. Ia menikmati mani Wandi yang manis itu serta membayangkan bagaimana rasanya jika penis yang besar itu masuk ke vaginanya.”Bu, ini belum selesai. Mari ke kamar, akan saya perlihatkan permainan yang sebenarnya.””Apa! beraninya kamu memerintah!”, Namun dalam hatinya ia mau. Karenanya tanpa berkata-kata ia berjalan ke kamarnya, Wandi mengikuti saja.

Setelah ia di dalam, Manda tetap berdiri membelakangi muridnya itu. Ia mendengar suara pakaian jatuh, dugaannya pasti Wandi sedang mencopoti pakaiannya. Ia pun segera mengikuti jejak Wandi. Namun ketika ia hendak melepaskan kancing dasternya.”Sini saya teruskan”, ia mendengar Wandi berbisik ke telinganya. Tangan Wandi segera membuka kancing dasternya yang terletak di bagian depan. Kemudian setelah dasternya jatuh ke lantai, tangan itupun meraba-raba payudaranya. Manda juga merasakan penis pemuda itu diantara belahan pantatnya.”Gilaa…, besar amat”, pikirnya. Tak lama kemudian iapun dalam keadaan polos. Penis Wandi digosok-gosokkan di antara pantatnya, sementara tangan pemuda itu meremasi payudaranya. Ketika jemari Wandi meremas puting susu Manda, erangan kenikmatan pun keluar.”mm oohh”.Wandi tetap melakukan aksi peremasan itu dengan satu tangan, sementara tangan satunya melakukan operasi ke vagina Manda.”Wandi…, aahh…, aahh”, Tubuh Manda menegang saat pentil clitorisnya ditekan-tekan oleh Wandi.”Enak Bu?”, Wandi kembali berbisik di telinga gurunya yang telah terbakar oleh api birahi itu.

Manda hanya bisa menngerang, mendesah, dan berteriak lirih. Saat usapan, remasan, dan pekerjaan tangan Wandi dikombinasi dengan gigitan ringan di lehernya. Tiba-tiba Wandi mendorong tubuh Manda agar membungkuk. Kakinya di lebarkan.”Kata Tora ini posisi yang disukai Ibu””Ahhkk…, hmm…, hmmpp”, Manda menjerit, saat Wandi dengan keras menghunjamkan penisnya ke liang vaginanya dari belakang.””Ugghh…, innii…, innii”, Wandi medengus penuh gairah dengan tiap hunjaman penisnya ke liang Manda. Mandapun berteriak-teriak kenikmatan, saat liang vaginanya yang sempit itu dilebarkan secara cepat.”Adduuhh…, teruss.., teruss Wandia…, oohh”, Kepala ibu guru itu berayun-ayun, terpengaruh oleh sodokan Wandi. Tangan Wandi mencengkeram pundak Manda, seolah-olah mengarahkan tubuh gurunya itu agar semakin cepat saja menelan penisnya.”Oohh Manda…, Rinnaa”.Manda segera merasakan cairan hangat menyemprot di dalam vaginanya dengan deras. Matanya terpejam menikmati perasaan yang tidak bisa ia bayangkan.

Manda masih tergolek kelelahan di tempat tidur. Rambutnya yang hitam panjang menutupi bantalnya, dadanya yang indah naik-turun mengikuti irama nafasnya. Sementara itu vaginanya sangat becek, berlepotan mani Wandi dan maninya sendiri. Wandi juga telajang bulat, ia duduk di tepi tempat tidur mengamati tubuh gurunya itu. Ia kemudian duduk mendekat, tangannya meraba-raba liang vagina Manda, kemudian dipermainkannya pentil kelentit gurunya itu.”mm capek…, mm”, bibir Manda mendesah saat pentilnya dipermainkan. Sebenarnya ia sangat lelah, tapi perasaan terangsang yang ada di dalam dirinya mulai muncul lagi. Dibukanya kakinya lebar-lebar sehingga memberikan kemudahan bagi Wandi untuk memainkan clitorisnya.”Wan aahh”, Tubuh Manda bergetar, menggelinjang-gelinjang saat Wandi mempercepat permainan tangannya.”Bu…, balik…, Wandi pengin nih””Nakal kamu ahh”, dengan tersenyum nakal, Manda bangkit dan menungging. Tangannya memegang kayu dipan tempat tidurnya. Matanya terpejam menanti sodokan penis Wandi. Wandi meraih payudara Manda dari belakang dan mencengkeramya dengan keras saat ia menyodokkan penisnya yang sudah tegang”Adduuhh…, owwmm”, Manda mengaduh kemudian menggigit bibirnya, saat lubang vaginannya yang telah licin melebar karena desakan penis Wandi.”Bu Manda nikmat lho vagina Ibu…, ketat”, Wandi memuji sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya.”mm…, aahh…, ahh…, ahhkk”, Manda tidak bisa bertahan untuk hanya mendesah. Ia berteriak lirih seiring gerakan Wandi. Badannya digerakkannya untuk mengimbangi serangan Wandi. Kenikmatan ia peroleh juga dari remasan muridnya itu.”Ayoo…, aahh.., ahh… Mm.., buat Ibu keluuaa.. Rr lagi…”. Gerakan Manda makin cepat menerima sodokan Wandi.

Tangan Wandi beralih memegangi tubuh Manda, diangkatnya gurunya itu sehingga posisinya tidak lagi “doggy style”, melainkan kini Manda menduduki penisnya dengan membelakangi dirinya. Wandi kini telentang di tempat tidur yang acak-acakan dan penuh oleh mani yang mengering.”Ooww..”, Teriakan Manda terdengar keras saat ia tidak bisa lagi menahan orgasmenya. Tangannya mencengkeram tangan Wandi, kepalanya mendongak menikmati kenikmatan yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Sementara Wandi sendiri tetap menusuk-nusukkan penisnya ke vagina Manda yang makin becek.”Ayoo…, makin dalam dalamm”.”Ahh.., aahh…, aahh..”, Wandipun mulai berteriak-teriak.”Mau kelluuaarr”Manda sekali lagi memejamkan matanya, saat mani Wandi menyemprot dalam liang vaginanya. Manda kemudian ambruk menindih tubuh Wandi yang basah oleh keringat. Sementara diantara kaki-kaki mereka mengalir cairan hangat hasil kenikmatan mereka.”Bu Manda…, sungguh luar biasa, Coba kalau Tora ada disini sekarang”.”mm memangnya kamu mau apa”, Manda kemudian merebahkan dirinya di samping Wandi. Tangannya mengusap-usap puting Wandi.”Kita bisa main bertiga, pasti lebih nikmat..”Manda tidak bisa menjawab komentar Wandi, sementara perasaannya dipenuhi kebingungan.

Akhirnya hari kelulusan murid klas 3 sampai juga. Dengan demikian Manda harus berpisah dengan kedua murid yang disayanginya, terlebih lagi ketika ia harus pindah ke kota lain untuk menempati pos baru di Kanwil. Karenanya ia memanggil Tora untuk datang ke rumahnya untuk memberitahukan perihal kepindahannya.Ketika seputar Indonesia mulai ditayangkan, Tora muncul. Ia langsung dipersilakan duduk.”Bu, Tora kangen lho”.”Iya deh…, nanti. Gini, Ibu bulan depan pindah ke kota B, soalnya akan dinaikkan pangkatnya. Jadi…, jadi…, Ibu ingin malam ini malam terakhir kita”, mata Manda berkaca-kaca ketika mengucapkan itu.”…………..”, Tora tidak bisa menjawab. Ia kaget mendengar berita itu. Baginya Manda merupakan segalanya, terlebih lagi ia telah mendapatkan pelajaran berharga dari gurunya itu.”Tapi Tora masih boleh berkirim surat kan?”.Manda bisa sedikit tersenyum melihat muridnya tabah, “Iya…, boleh…, boleh”.”Minum dulu Tor, ada es teh di meja makan. Kalau sudah noTorn VCD di kamar yaa”, Manda mengerling nakal ke muridnya sambil beranjak ke kamar. Di kamar ia mengganti pakaiannya dengan kimono kegemarannya, melepas BH, menghidupkan AC dan tentu saja menyetel VCD ‘Kamasutra-nya Penthouse”. Lalu ia tengkurap di tempat tidur sambil menoTorn TV.

Diluar Tora meminum es teh yang disediakan Manda dan membiarkan pintu depan tidak terkunci. Ia mempunyai rencana yang telah disusun rapi.Lalu Tora menyusul Manda ke kamar tidur. Begitu pintu dibuka ia melihat gurunya tengkurap menoTorn VCD dengan dibalut kimono merah tipis, lekuk tubuhnya jelas terlihat. Rambutnya yang panjang tergerai di punggungnya bagai gadis iklan shampo Pantene.”Ganti pakaian itu Tor..”, Manda menunjuk celana pendek dan kaos tipis yang terlipat rapi di meja riasnya.

Ketika Tora sedang mencopot celananya Manda sempat melihat penis pemuda itu menyembul di balik CD GT Man-nya. Setelah selesai Tora juga tengkurap di samping Manda.”Sudah liat film ini belum? Bagus lho untuk info posisi-posisi ngesex”.”Belum tuh…”, Mata Tora tertuju pada posisi dimana si wanita berdiri memegang pohon sementara si pria memasukkan penisnya dari belakang, sambil meremas-remas payudara partnernya.”mm…, itu posisi fave saya. Kalau kamu suka nanti CD itu bisa kamu ambil”.”Thanx..”, Tora kemudian mengecup pipi gurunya.

Adegan demi adegan terus bergulir, suasana pun menjadi semakin panas. Manda kini tengkurap dengan tidak lagi mengenakan selembar benangpun. Demikian pula Tora. Tora kemudian duduk di sebelah gurunya itu, dibelainya rambut Manda dengan lembut, kemudian disibakkannya ke sebelah kiri. Bibir Tora kemudian menciumi tengkuk Manda, dijilatinya rambut-rambut halus yang tumbuh lebat.”aahh…”Setelah puas, Tora kemudian memberi isyarat pada Manda agar duduk di pangkuannya.”Bu, biar Tora yang puasin ibu malam ini…”, Bisik Tora di telinga Manda. Manda yang telah duduk di pangkuan Tora pasrah saja saat kedua tangan muridnya meremas-remas payudaranya yang liat. Kemudian ia menjerit lirih saat puting susunya mendapat remasan.”Akhh…”, Manda memejamkan matanya.”Tora…, jilatin vagina ibu…”

Tora kemudian merebahkan Manda, dibukanya kaki gurunya itu lebar-lebar, kemudian dengan perlahan ia mulai menjilati vagina gurunya. Bau khas dari vagina yang telah basah oleh gairah itu membuat Tora kian bernafsu.”oohh…, teruss…, teruuss…”, Manda bergetar merasakan kenikmatan itu. Tangannya membimbing tangan Tora dalam meremasi susunya. Memberikan kenikmatan ganda.”Jilatin…, pentil itu…, oohohh”, Bagai dikomando Tora menjilati pentil clitoris Manda, dengan penuh semangat.”Aduuhh….. Oohh…oohh…hh.. Hh…..””Tora…, massuukk”.

Kaki Manda kemudian disampirkannya ke pundak, dan dengan cepat disodokkannya penisnya ke vagina Manda yang becek.”mm…”, Manda menggigit bibirnya. Meskipun lubang vaginanya telah licin, namun penis yang besar itu tetap saja agak kesulitan menerobos masuk.”Uuhh…, masih susah juga ya Bu…”, Tora sambil meringis memaju mundurkan penisnya. Ia merasakan penisnya bagai diremas-remas oleh tangan yang sangat halus saat di dalam. Tangan Manda mempermainkan puting Tora. Dengan gemas dicubitnya hingga Tora berteriak.”Uhh…, nakal, Ini balasannya!”, sodokan Tora makin keras, lebih keras dari saat ia memasukkan penisnya.”aa…”.

Tiba-tiba pintu kamar tebuka! Spontan Manda terkejut, tapi tidak bagi Tora. Wandi sudah berdiri di muka pintu, senjatanya telah tegak berdiri.”mm…, hot juga permainan Ibu dengan Dia, boleh saya bergabung?”, Wandi kemudian berjalan mendekati mereka. Manda yang hendak berdiri ditahan oleh Tora, yang tetap menjaga penisnya di dalam vagina Manda.”Nikmati saja…”Wandi kemudian mengangkangi Manda, penisnya berada tepat di mukanya.”Isap… Ayoo”, sambil memasukkan penisnya. Saat itu pula Tora menghentakkan gerakannya. Saat Manda berteriak, saat itu pula penis Wandi masuk.”Ahh…, nikmat..”, Manda merem-melek menghisap-hisap penis muridnya, sementara Tora dengan puas menggarap vaginanya.”uufff…, jilatin…, jilatt”, tangan Wandi memegangi kepala Manda, agar semakin dalam saja mengisap penisnya.

Posisi itu tetap bertahan hingga akhirnya Tora keluar duluan. Maninya menyemprot dengan leluasa di lubang vagina gurunya yang cantik. Sementara Wandi tetap mengerang-erang sambil medorong-dorong kepala Manda.Setelah Tora mengeluarkan penisnya dari vagina Manda, “Berdiri menghadap tembok Bu!”Manda masih kelelahan. Ia telah orgasme pula saat Tora keluar, namun ia tidak bisa teriak karena ada penis di mulutnya. Saat ia berdiri dengan tangan di tembok menahan tubuhnya, mani Tora menetes ke lantai.”mm…, Tor…, liat tuh punya kamu..”, seru Wandi sambil tertawa. Ia kemudian menempelkan tubuhnya ke Manda. Penisnya tepat berada di antara kedua pantat Manda.”Nih Bu rasakan punya Wandi juga ya”.

Tora dengan santai menyaksikan temannya menggarap gurunya dari belakang. Tangan Wandi memegangi pinggang Manda saat ia menyodok-nyodokkan penisnya keluar masuk dengan cepat. Saat Manda merintih-rintih menikmati permainan mereka, Tora merasakan penisnya tegang lagi. Ia tidak tahan melihat pemandangan yang sangat erotik sekali.Kedua insan itu saling mengaduh, mendesah, dan berteriak lirih seiring kenikmatan yang mereka berikan dan rasakan.”ooww…”, Tubuh Manda yang disangga Wandi menegang, kemudian lemas. Tora menduga mereka berdua telah sampai di puncak kenikmatan. Timbul isengnya, ia kemudian mendekati mereka dan menyusup diantara Manda dan tembok. Dipindahkannya tangan Manda ke pundaknya, dan penisnya menggantikan posisi milik Wandi.”Tora…”, Lagi-lagi Manda mendesah saat penis Tora masuk dan pinggulnya didorong oleh Wandi dari belakang.”Ahh.. Ahh…. Dorongg…dorongg………….””aa.. Aa… Aa”.”oohhkk…, kk…, kk..”, Manda berteriak keras sekali, saat dorongan Wandi sangat keras menekan pinggulnya. penis Tora amblas hingga mencapai pangkalnya masuk ke vagina Manda. Saat itu pula ia merasakan penis yang berdenyut-denyut itu melepaskan muatannya untuk kedua kali.

Pengikut

settia

Postingan Populer

jbmbet'

Space Iklan 728 x 200